Mohon tunggu...
Rahimin S.kom
Rahimin S.kom Mohon Tunggu... -

Masih mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2013, Tahun yang Penuh Duka

26 Desember 2013   10:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya korban tewas yang  tenggelam. Peristiwa penuh duka yang melibatkan ratusan bahkan ribuan orang juga terjadi. Seperti contoh belum lama ini, timbul bentrok aparat dengan para penambang PETI di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Selasa (1/10) sore.

Penertiban yang dilakukan aparat kepolisian tersebut berbuah bentrok. Akibatnya, dua warga dan satu anggota brimob tewas. Puluhan warga dan polisi lainnya mengalami luka-luka.

Kurang bijak rasanya jika mencari kambing hitam dalam kasus ini. Baik dari masyarakat, pemerintah ataupun polisi. Di satu sisi, aparat keamanan menjalankan perintah untuk melakukan penertiban PETI yang sudah lama berlangsung di Kabupaten Sarolangun. Apalagi penertiban itu disetujui pimpinan daerah setempat.

Di sisi lainnya, masyarakat juga butuh pekerjaan untuk menghidupi dirinya, dan keluarganya. Tak dipungkiri, sepanjang aliran sungai atau anak sungai di Sarolangun, bisa dengan mudah kita jumpai para pendompeng beroperasi.

Selain itu, bentrokan dengan menimbulkan korban jiwa juga banyak terjadi. Di Kabupaten Bungo, kasus yang sempat menghangat yakni bentrok antara dua warga Desa Lubuk Nyiur dan Desa Pedukun, Kecamatan Tanah Tumbuh, Bungo, Senin (17/9/2013).

Bentrokan bermula saat 60 siswa asal Desa Pedukun pulang sekolah dengan pengawalan empat anggota Shabara. Diketahui, sebelumnya pernah terjadi bentrok antara dua warga desa itu.

Di tengah perjalanan, tepatnya disebuah jembatan batas kedua desa, rombongan siswa tiba tiba dilempari batu yang diduga berasal dari warga Desa Lubuk Nyiur. Setelah itu tersebar isu yang menyebutkan ada warga Pedukun diserang warga Desa Sungai Nyiur.

Akibat isu tersebut, ratusan warga Desa Pedukun langsung mendatangi Desa Lubuk Nyiur untuk menuntut balas, bentrokan pecah. Seorang warga Desa Pedukun atas nama Herman (47) meninggal dunia akibat luka tembak senjata rakitan dibagian punggung tembus ke dada.

Banyak lagi peristiwa-peristiwa konflik antara masyarakat dengan perusahaan sawit, kayu dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Ataupun konflik masyarakat dengan masyarakat sendiri. Konflik yang berujung bentrok itu, ada juga terjadi di Kabupaten Batanghari, Tebo, Kerinci, dan beberapa daerah lainnya.

Kita berharap, di 2014 nanti konflik-konflik serupa yang menimbulkan korban jiwa, materil,  tidak terjadi lagi. Pemerintah, sebagai ujung tombak dari satu wilayah hendaknya bisa mengambil solusi untuk mengatasi semua permasalahan di masyarakat. Minimal bisa meminimalisir suatu kejadian sebelum timbul menjadi konflik yang cukup besar. (Rahimin/ Wartawan Tribun Jambi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun