Mohon tunggu...
Rahimin S.kom
Rahimin S.kom Mohon Tunggu... -

Masih mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Para Petahana di Jambi Berguguran

27 Desember 2013   20:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PETAHANA (incumbent). Seperti dikutip dari wikipedia, berasal dari kata "tahana", yang berarti kedudukan, kebesaran, atau kemuliaan. Dalam politik, adalah pemegang suatu jabatan politik yang sedang menjabat. Istilah ini biasanya digunakan dalam kaitannya dengan pemilihan umum, di mana sering terjadi persaingan antara kandidat petahana dan non petahana.

Nah, di dua kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, pada 2013 ini ada hajatan besar untuk menentukan siapa yang pantas jadi orang nomor satu di kabupaten. Merangin, Kerinci, dan Kota Jambi. Pemilukada Merangin dan Kerinci, berakhir di Mahkamah Konstitusi. Malahan, hingga kini Pemilukada Kerinci belum diketahui siapa pemenangnya.

Hanya satu pemilukada yang berjalan lancar, dan tidak sampai penyelesaiannya ke MK, yakni Pemilukada Kota Jambi, pada 29 Juni 2013 lalu. Hasil Pemilukada Kota Jambi ini, menghantarkan pasangan H Sy Fasha-H Abdullah Sani untuk memimpin Kota Jambi hingga lima tahun mendatang.

Bila kita melihat ke belakang, pada 2013 inilah, wajah-wajah pendatang baru mampu berbicara banyak ketika mereka ikut pemilukada. Mereka bisa mengalahkan kandidat petahana. Contohnya di Kota Jambi, H Sy Fasha-Abdullah Sani adalah pasangan pendatang baru.

Wajah baru juga mengubah peta politik di Kabupaten Merangin. Al Haris dan Khafid Moein (Harkad), berhasil menjadi Pemilukada Merangin walau kemenangan itu ditentukan dengan ketokan palu hakim di Mahkamah Konstitusi.

Pasangan yang sempat tidak diunggulkan ini, pada pleno yang disahkan KPU Merangin menempatkan Harkad menjadi peraih suara terbanyak, yaitu 71.059 suara atau 36,59 persen. Pasangan incumbent Nalim (mantan Bupati Merangin)- Salam berada di posisi kedua dengan perolehan 49.519 suara atau 25,50 persen.

Di posisi ketiga, pasangan Syukur - Fauziah meraih 47.678 suara atau 24,55 persen. Posisi keempat diraih pasangan Handayani - Jailani (HAJI) yang hanya mendaparkan 22.570 suara atau 11,62 persen.

Boleh dibilang, Haris warga asli Merangin, namun karirnya sebagai PNS banyak dihabiskan di luar Merangin. Terakhir ia menjabat sebagai Karo Umum Setda Provinsi Jambi. Ia juga banyak menghabiskanwaktunya sebagai PNS di Kota Jambi dan Sarolangun.

Harkad sempat tidak diunggulkan di Pemilukada Merangin. Soalnya, Nalim adalah Bupati Merangin yang berkuasa saat itu. Secara hitung-hitungan politik, ia masih mempunyai banyak loyalis, dan pendukung.

Syukur-Fauziah. Syukur adalah anggota DPD RI asal Provinsi Jambi yang juga asli warga Merangin. Bila dilihat, terpilihnya Syukur menjadi anggota DPD RI, tentu tidak terlepas dari pemilihnya yang berasal dari Merangin. Tentunya ini menjadi batu sandungan yang cukup berat bagi Harkad, yang notabone hanya mengandalkan Khafid Moein sebagai mantan Sekda Merangin.

Sementara itu, Handayani anggota DPRD Provinsi Jambi dapil Sarolangun-Merangin. Ia dulunya sempat mencalonkan diri sebagai Bupati Merangin, namun keberuntungan belum berpihak kepadanya. Kenyataan berbicara lain. Pasangan Haris-Khafid ternyata bisa menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun