Mohon tunggu...
Widayati Soekardjo
Widayati Soekardjo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

arang patah, mentari meredup, deras hujan tak kuasa kembali ke langit, setiap tetes airmataku bertuliskan namamu.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tertahan

10 Agustus 2016   14:50 Diperbarui: 10 Agustus 2016   15:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tertahan ... helaan nafas, tertahan

satu demi satu perempuan muda mati , tanpa harga

terhenti ... alir senyum, terhenti

satu demi satu anak kecil mati, bagai dedaunan kering tersebar ditiup angin

terkuras ... tetes air mata, terkuras

nyawa serasa tak bernilai

banyak jiwa yg telah mati dalam kehidupan

banyak hati yg dingin membeku tak mampu lagi menerjemah iba dan  kasihsayang

welas asih telah terkikis

Wahai YM Rahman dan Rahiim..... lindungi tubuh dan jiwa2 yang lemah.

bagimu, ilalang tersapu badai

agustus 10, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun