Mohon tunggu...
Ludwi Winardi
Ludwi Winardi Mohon Tunggu... -

Extraordinary person wanna be | Husband of Amazing Woman | Father of 3 Remarkable Sons | Love Travelling, Networking, Reading & Sport

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perang Strategi Marketing di Pilkada Jabar

23 Februari 2013   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:50 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_228572" align="aligncenter" width="300" caption="Perang Strategi Pilkada JB 1"][/caption] Hari Minggu tanggal 24 Februari 2013 besok merupakan saat yang telah ditentukan dimana rakyat Jawa Barat menentukan pemimpinnya selama lima tahun kedepan. Prosesi pergantian pemimpin di Jawa Barat ini sangat menarik untuk dicermati setelah beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia disedot perhatiannya di ajang pilgub DKI Jakarta, bukan apa, karena provinsi inilah propinsi terbesar setelah provinsi DKI Jakarta dari sisi jumlah penduduk maupun aktivitas ekonominya. Sudah banyak analisis dan prediksi atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perhelatan akbar ini dibahas dalam kesempatan berbeda diberbagai media, pada kali ini penulis akan mengupas sisi marketing dalam pilkada jabar dari perspektif kacamata orang awam. Saya akan mengulas/membandingkan secara singkat strategi marketing yang digunakan oleh tiga kontestan yang menurut saya ketiganya berpeluang dan bersaing ketat meraih kursi Jawa Barat 1 (JB1). Mereka adalah kontestan nomor 3 (Dede Yusuf - Lex Laksamana); kontestan nomor 4 (Ahmad Heryawan - Dedi Mizwar) dan kontestan nomor 5 (Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki). Ketiga kontestan ini memiliki persamaan dan perbedaan strategi marketing yang menarik untuk diulas, diantaranya adalah terlihat pada tiga faktor, pada faktor Figuritas; faktor Simbol dan faktor Slogan. Faktor Figuritas; Seperti kita ketahui bersama bahwa ketiga kontestan ini memunculkan kesamaan strategi marketing dari sisi figuritas, yaitu ketiganya sama-sama mengusung artis sebagai magnet yang menarik calon pemilihnya (vote getter). Nilai lebih pada faktor figuritas ini dimiliki oleh kontestan nomor 3 dan nomor 5, dimana figur artis pada kedua kontestan ini memiliki pengalaman sebagai mantan wakil gubernur (Dede Yusuf) dan mantan anggota DPR (Rieke DP), sementara Dedi Mizwar walaupun memiliki karakter dan penokohan yang kuat, yang bersangkutan sangat minim pengalaman pada level pemerintahan maupun kelembagaan. Namun terlepas dari kelemahan faktor figur artis, kontestan nomor 4 ini anehnya, justru lebih menonjolkan figur kedua kontestannya ketimbang partai pengusungnya, paling tidak itu yang terlihat pada banner dan spanduknya yang sebagian besar tidak menampakkan logo partai pengusungnya. [caption id="attachment_228571" align="aligncenter" width="300" caption="Figuritas Dalam Pilkada JB 1"]

13615170541544643759
13615170541544643759
[/caption] Faktor Simbol; Seperti halnya pada perhelatan pilgub DKI Jakarta, pada pilgub Jawa Barat kali ini memunculkan strategis marketing berupa simbol-simbol yang unik. Kontestan nomor 3 memunculkan simbol berbentuk oval berwarna biru muda dengan larikan warna biru gelap, hijau dan merah, dugaan penulis simbol mereka merepresentasikan keragaman warna partai pengusungnya. Namun sepertinya penulis mendapatkan adanya inkonsistensi dalam mensosialisasikan simbol ini kepada calon pemilih, karena simbol ini hanya dimunculkan pada awalnya saja. Adalah kontestan nomor 4 yang menurut saya pertama kali di pilgub jabar ini yang memunculkan simbolnya yang kreatif sekaligus unik berupa simbol kancing merah, kreatif dan unik karena menurut saya kontestan nomor 4 ini (mungkin) belajar dari kesuksesan Jokowi dengan simbol kotak-kotaknya, namun oleh mereka ide ini mereka kembangkan lebih kreatif lagi berupa kancing, dan penulis menduga keunikan tanda silang yang disamarkan menjadi empat atau lima larik benang yang mengikat kancing tersebut sebagai kode yang mengarahkan pemilih untuk mencoblos simbol kancing merah ini, kreatif dan cerdas bukan. Nah... Simbol yang dunakan oleh kontestan nomor 5 sepertinya tidak asing lagi bagi kita, bagaimana kuatnya brand simbol ini dimunculkan dan dipopulerkan oleh Jokowi pada pilgub DKI. Ya... Simbol yang mereka gunakan sebagai strategi marketing menjaring pemilih adalah dengan simbol kotak-kotak, namun beberapa hal yang sepertinya dilupakan bahwa brand ini menjadi juara di pilgub DKI kemarin adalah semata-mata karena kepopuleran Jokowi sebagai icon pengusungnya dan lagi bukti bagaimana simbol ini tidak berhasil mengangkat salah satu kontestan pada pilgub provinsi Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. [caption id="attachment_228543" align="aligncenter" width="300" caption="Perang Strategi Marketing di Pilkada Jabar"]
13615088651032862188
13615088651032862188
[/caption] Faktor Slogan; Terdapat beberapa slogan yang dipergunakan oleh masing-masing kontestan, namun menurut pandangan penulis terdapat satu slogan yang mereka pergunakan sebagai slogan utama, walaupun terdapat beberapa inkonsistensi dari ketiganya  dalam penggunaan slogan dalam spanduk dan banner mereka. Adapun penggunaan slogan dapat penulis paparkan sebagai berikut: Slogan "Bekerja dengan Hati" merupakan kalimat slogan yang digunakan oleh kontestan nomor 3, untuk kontestan nomor 4 dengan slogan "Lebih Dekat dan Melayani" dan kontestan nomor 5 dengan slogan "Jabar Baru, Jabar Bersih". Sepertinya nafas dan jiwa yang ingin dimunculkan dalam keseluruhan slogan ini dapat kita resapi dan ambil maknanya. Namun sebagai catatan untuk kontestan nomor 5, sepertinya mereka tidak lepas dari bayang-bayang euforia kemenangan pada laga pilgub DKI yang lalu, dimana segala unsur strategi membrandingkan kontestannya mereka copas bulat-bulat, mulai dari simbol yang dipergunakan (kotak-kotak) maupun slogan yang dipergunakan (Jabar Baru vis a vis dengan Jakarta Barunya Jokowi Ahok). Lantas pertanyaan selanjutnya yang perlu dijawab adalah: Siapakah kemudian yang akan menjadi juara dalam ajang perebutan kursi kepemimpinan Jawa Barat 1 (JB1) ini?? Dan jawabannya adalah bukan pada hasil survei atau prediksi, tapi kita akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut tidak akan lama lagi, paling tidak dalam 2 atau 3 hari kedepan. Semoga Jawa Barat selama 5 tahun kedepan akan dipimpin oleh pemimpin yang amanah, pro kepada keadilan untuk rakyat.... Yah... Semoga... Demikian Adanya ~TheEnd~ @ludwinardi | 313FE116 www.ludwinardi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun