Mohon tunggu...
Mimpin Sembiring
Mimpin Sembiring Mohon Tunggu... Dosen Psikologi pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

Suka belajar dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emosi Negatif dan Overthinking: Ini Yang Terjadi pada Gelombang Otak Kamu

18 Maret 2025   09:50 Diperbarui: 18 Maret 2025   09:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gelombang Otak  Sumber: AI

Emosi Negatif dan Overthinking

Ini yang Terjadi pada Gelombang Otak Kamu

Ada saatnya kita terjebak dalam labirin pikiran sendiri. Duduk diam, tapi kepala sibuk memutar ulang kejadian-kejadian yang seharusnya sudah selesai. Kenapa dia bilang begitu? Harusnya aku menjawab begini. Bagaimana kalau nanti begini? Pikiran melompat ke masa lalu dan masa depan sekaligus, tanpa izin. Ini bukan sekadar merenung, ini overthinking.

Overthinking bukan hanya bikin capek hati, tapi juga bikin otak bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Seperti mesin yang terus digeber tanpa henti, lama-lama bisa rusak sendiri. Dan bagian paling menariknya? Semua ini bisa dilihat dari cara otak memproduksi gelombang listriknya.

Gelombang Otak: Irama yang Mengatur Pikiran

Otak itu seperti orkestra. Ia punya irama sendiri, disebut gelombang otak. Ada lima jenis utama:

  1. Gamma – Otak sedang dalam mode super cepat, penuh inspirasi.
  2. Beta – Kita berpikir logis, fokus, tapi kalau berlebihan jadi cemas.
  3. Alpha – Santai tapi tetap waspada, seperti setelah minum teh sore.
  4. Theta – Pikiran mengembara, setengah tidur, setengah bermimpi.
  5. Delta – Tidur lelap, tubuh dan pikiran beristirahat total.

Normalnya, gelombang-gelombang ini berjalan bergantian. Saat bekerja, Beta yang dominan. Saat bersantai, Alpha mengambil alih. Tapi kalau kebanyakan overthinking? Gelombang Beta naik tak terkendali, seperti mobil yang mesinnya panas tapi tak bisa dimatikan.

Saat Emosi Negatif Menyandera Otak

Overthinking sering kali datang karena dipicu oleh emosi negatif. Kecemasan, rasa takut, penyesalan, bahkan kemarahan. Emosi-emosi ini tidak hanya tinggal di hati, tapi juga mengubah cara kerja otak. Saat kita dihantui rasa cemas, misalnya, otak mengaktifkan respons fight-or-flight—seolah-olah ada bahaya yang mengancam, padahal yang terjadi hanya pikiran yang berputar di kepala.

Efeknya?

  • Gelombang Beta makin melonjak – Stres meningkat, sulit berkonsentrasi, tubuh selalu tegang.
  • Gelombang Alpha berkurang – Sulit untuk merasa rileks, susah menikmati momen sekarang.
  • Gelombang Theta terhambat – Kreativitas menurun, sulit berpikir di luar kebiasaan.
  • Gelombang Delta terganggu – Tidur tak nyenyak, tubuh kurang pemulihan.

Semakin sering emosi negatif muncul, semakin sulit otak kembali ke keadaan normal. Ini sebabnya orang yang sering cemas atau terlalu banyak berpikir cenderung lelah secara fisik meskipun tidak melakukan aktivitas berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun