Mohon tunggu...
Mimpin Sembiring
Mimpin Sembiring Mohon Tunggu... Dosen Psikologi pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

Suka belajar dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gangguan Menstruasi, Adakah Hubungannya dengan Overthinking?

17 Maret 2025   10:54 Diperbarui: 17 Maret 2025   10:54 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: wanita dengan masalah menstruasi;  Sumber: Ai

Gangguan Menstruasi,

Adakah Hubungannya dengan Overthinking?

Ada masanya perempuan duduk termenung, memandangi kalender dengan dahi berkerut. Bulan lalu, tepat tanggal segini, tamu bulanan datang. Tapi sekarang? Tidak ada tanda-tanda. Padahal gejalanya sudah terasa: sedikit nyeri di pinggang, perut yang terasa begah, dan mood yang naik turun seperti roller coaster. Apa yang salah? Makanan sudah dijaga, pola tidur lumayan, tapi mengapa siklus ini terasa kacau?

Mungkin jawabannya bukan di perut, tapi di kepala. Lebih tepatnya, di pikiran yang tak henti-hentinya bekerja, menganalisis segala hal, mengkhawatirkan ini dan itu. Overthinking. Bisa jadi, inilah dalang di balik gangguan menstruasi yang sering kali dianggap hanya soal hormon semata.

Ketika Pikiran Terlalu Sibuk, Tubuh pun Terpengaruh

Tubuh manusia itu pintar. Ia tahu kapan harus bekerja, kapan harus istirahat. Tapi ada satu hal yang bisa membuatnya kacau: stres yang berlebihan. Saat otak terus berpikir tanpa jeda, tubuh mengeluarkan hormon stres seperti kortisol. Ini bukan masalah sepele, karena kortisol yang terlalu tinggi bisa mengganggu keseimbangan hormon lain, termasuk estrogen dan progesteron—dua hormon yang bertanggung jawab atas siklus menstruasi.

Akibatnya?

  • Menstruasi datang terlambat atau tidak teratur
  • Darah haid lebih sedikit atau justru lebih banyak dari biasanya
  • Nyeri haid yang lebih hebat dari biasanya
  • Siklus yang lebih pendek atau lebih panjang tanpa pola yang jelas

Overthinking dan PMS yang Jadi Makin Parah

Pernah merasa PMS kali ini lebih menyebalkan daripada biasanya? Bisa jadi karena overthinking. Stres berlebihan sebelum menstruasi memperparah gejala sindrom pramenstruasi (PMS), seperti:

  • Mood yang lebih labil, gampang marah atau menangis
  • Susah tidur, meskipun tubuh terasa sangat lelah
  • Perut kembung, sakit kepala, atau nyeri otot yang lebih intens

Saat otak terlalu sibuk, serotonin—hormon yang bikin kita merasa bahagia—menurun. Efeknya? Makan cokelat jadi satu-satunya hiburan, tangisan jadi lebih gampang tumpah, dan tubuh terasa semakin lemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun