"Iya, iya, saya paham, tapi pupuk ini bukan jatah ormas. Ini subsidi pemerintah. Kalau mau, daftar jadi petani dulu!" balas Pak Imam tegas.
Alen tidak terima. "Waduh, udah ngurus izin ormas aja ribet, apalagi daftar jadi petani! Ya udah, kalau gitu, tak ambil satu karung aja buat simbolis. Ini kan buat menjaga nama baik ormas di mata rakyat!"
Pak Imam langsung berdiri dan menunjuk papan pengumuman di dinding kios. "Baca tuh! Tulisannya jelas: 'Pupuk hanya untuk petani yang terdaftar'. Simbolis ya simbol di tugu desa, bukan simbol karung pupuk!"
Melihat suasana makin memanas, Pak Udin yang tadinya marah, tiba-tiba ikut nimbrung. "Pak Imam, kalau ormas dapet, saya juga harus dapet! Saya warga biasa tapi bayar pajak, lho! Masak ormas yang nggak nanam padi dapet, saya yang tiap hari pegang cangkul malah nggak kebagian?!" protes Pak Udin dengan logika yang tak bisa dibantah.
"Betul tuh, Pak Imam!" kata beberapa petani yang juga ikut berkumpul.
Merasa dipojokkan, Pak Imam akhirnya mengangkat tangan seperti wasit pertandingan tinju. "Oke, oke! Semua diam! Gini aja, siapa yang bawa surat rekomendasi dari ketua kelompok, dia yang dapat pupuk. Kalau nggak ada surat, jangan banyak omong!"
Suasana hening. Alen dan Pak Udin sama-sama terdiam. Ternyata, keduanya sama-sama tidak punya surat rekomendasi. Pak Imam pun tersenyum puas.
"Nah, sekarang ngerti kan? Kalau mau pupuk, urus dari awal, jangan datang-datang mau ambil hak orang lain. Ini pupuk, bukan snack gratis di pengajian!"
Pak Udin dan Alen pun hanya bisa menggaruk kepala, merasa malu tapi gengsi mengaku kalah. Akhirnya, mereka berdua pulang dengan tangan kosong, tapi kepala penuh pikiran. Di jalan, Alen menggumam, "Mending tadi minta tahu bulat aja, pasti dapet."
Sementara Pak Imam hanya tersenyum dari jauh, sambil melanjutkan pekerjaannya. "Setiap musim tanam, pasti ada aja yang bikin drama. Heran, deh!" katanya sambil menggelengkan kepala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H