Mohon tunggu...
Mimin Anwartinna
Mimin Anwartinna Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Brawijaya Malang Angkatan 2010

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Father and Daughter

11 Maret 2013   00:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:00 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13629644972136296853

Father and Daughter merupakan sebuah film pendek karya Michael Dudok de Wit yang menceritakan tentang penantian seorang putri kepada ayahnya yang telah lama hilang. Film pendek yang berdurasi 8 menit 13 detik ini dikemas dengan visualisasi yang cantik dan penuh makna. Tidak mencantumkan dialog antara pemain dan juga antara pemain tidak terjadi dialog dua arah. Film ini membebaskan penonton untuk mengeksplorasi sendiri bagaimana makna yang tersirat yang ingin disampaikan Michael dalam filmnya.

Pada awal cerita, seorang ayah bersama putrinya sedang bersepeda bersama di tengah rindangnya senja. Putri tersebut hendak mengantarkan ayahnya ke hilir sungai, karena ayahnya berencana pergi ke suatu tempat. Tampak pada ilustrasi tersebut, kebersamaan antara ayah dan putrinya begitu hangat dan penuh kasih sayang.

Sesampai mereka di tepi sungai, sang ayah berpamitan kepada putrinya kemudian turun ke hilir sungai untuk segera berangkat ke tempat tujuan. Namun mungkin karena sang ayah sadar bahwa perpisahan mereka akan berlangsung cukup lama, maka sang ayah kembali naik ke atas bukit untuk menemui putrinya dan memeluk erat putri kecilnya itu sebagai tanda perpisahan. Kemudian sang ayah lekas berangkat, dan putri kecil tersebut memandangi kepergian ayahnya cukup lama sampai tidak terlihat perahunya di tengah sungai itu.

Keesokan harinya putri kecil tersebut kembali ke sungai tempat ia mengantarkan ayahnya pergi, berharap jika ayahnya sudah kembali pulang namun tidak dilihatnya perahu yang membawa sang ayah pergi lalu putri tersebut memutuskan untuk kembali pulang ke rumah.

Seiring dengan berjalnnya waktu hingga berganti musim, sang putri tersebut tumbuh menjadi putri dewasa. Di tengah musim gugur dan terpaan angin yang cukupp kencang, putri tersebut kembali untuk menunggu ayahnya di hilir sungai, namun yang dijumpainya nihil, sang ayah belum pulang. Dengan tetap menanti sang ayah kembali, semakin hari putri tersebut semakin tumbuh dewasa, ketika bersepeda bersama dengan teman-temannya dan melewati sungai tempat ayahnya pergi, putri tersebut berhenti sejenak untuk menengok ke hilir sungai, namun lagi-lagi sang ayah belum terlihat juga.

Sang putri terus tumbuh dewasa, dan saat bersepeda bersama kekasihnya, mereka pergi ke sungai untuk kembali melihat tanda-tanda kepulangan ayahnya namun tidak terlihat. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah dan memiliki 2 (dua) orang anak, keluarga kecil tersebut bersama-sama bersepeda ke hilir sungai untuk menunggu kepulangan sang ayah dan hasilnya nihil.

Selama bertahun-tahun menunggu, kondisi sungai sudah mulai mengering dan gadis tersebut menunggu sampai usia lanjut. Di tengah-tengah keringnya sungai, orang tersebut memberanikan diri untuk melewati tandusnya sungai untuk melihat apa yang ada di sebrang sungai. Sampai kemudian dia tahu bahwa kepergian ayahnya begitu lama karena perahu yang di tumpangi terbalik dan sang ayah sudah tiada. Melihat hal tersebut, gadis kecil ayah yang kini sudah berusia lanjut menjadi sangat sedih dan tertegun sejenak di sisa perahu yang terbalik di tengah sungai itu. Di tengah lamunannya, gadis tersebut berhalusinasi bahwa ayahnya masih hidup dan ia menghampiri ayahnya kemudian memeluknya dan merasa bahwa dirinya kembali menjadi putri kecil ayahnya yang manja akan kasih sayang.

Michael mengemas film tersebut dengan bentuk visualisasi yang menarik. Tanpa harus adanya dialog antara pemain yang ada di dalam film tersebut, penonton sudah dapat menangkap apa yang dimaksud pembuat film. Dengan ilustrasi yang tepat, maka pembuat gambar akan mampu mempengaruhi penonton untuk dapat memahami arti dibalik sebuah gambar atau video yang dibuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun