Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tamu Tanpa Idul Fitri di Rumah Pak Ustad

10 Juli 2016   14:06 Diperbarui: 10 Juli 2016   14:09 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Usai sholat Ied, masyarakat Kampung tumplek di rumah Pak Ustad. Mareka datang untuk bersilahturahmi dan saling memaafkan. Mareka datang dari semua kaum. Ada kaum laki-laki. Perempuan juga tampak hadir. Demikian juga dengan anak-anak. Hadir pula Pak Kades dan para perangkatnya. Semuanya bersuka cita menyambut hari kemenangan usai berperang selama sebulan melawan hawa nafsu yang ganas. Semua warga tampak bahagia merayakan hari kemenangan ini.

Dari sekian banyak tamu di rumah Pak Ustad, ada sekelompok orang yang telah menunggu Pak Ustad sejak pagi. Mareka datang menggunakan mobil. Tampaknya mareka tidak melaksanakan sholat Idul Fitri. Soalnya waktu mareka datang ke rumah Pak Ustad, Pak Ustad masih di masjid memberikan ceramah Idul Fitri kepada para jemaah masjid Kampung. Dan mareka pun tampaknya bukan warga Kampung. Soalnya para warga kampung pasti saling mengenal satu per satu penghuni Kampung. Termasuk dimana mareka tinggal. maklum di Kampung rasa persaudaraan masih sangat kental. Semua penghuni saling kenal.

Mareka pun tampak ikut bersilahturahmi dengan para warga. Wajah mareka pun gembira. Seolah-olah ikut merayakan hari kemenangan ini. Dan mareka pun menikmati hidangan ala kadarnya di rumah Pak Ustad. Berbaur dengan warga masyarakat yang datang silih berganti.Kehadiran beberapa warga asing pada Idul Fitri dirumah pak Ustad menjadi pembicaraan warga. Mareka mulai bertanya-tanya siapa tamu itu. Warga seakan-akan terusik dengan kehadiran warga asing itu. Maklumlah ini Kampung. Sesuatu yang asing pasti menimbulkan pertanyaan. Apalagi dalam pemberitaan televisi telah teror saat hari Idul Fitri. 

" Siapa sih mareka? Kayaknya mareka bukan warga kita," tanya seorang warga kepada warga Kampung lainnya sat mareka meninggalkan kediaman Pak Ustad.

" Mungkin sahabat Pak Ustad. Kita kan paham Pak Ustad banyak sahabatnya," jawab warga yang lain.

" Tapi sebagai warga masyarakat kita perlu waspada. Jangan sampai kehadiran mareka mengganggu ketertiban Kampung Kita. Maklum kini zaman edan. banyak manusia sudah meninggalkan akal sehatnya," ujar warga lain.

" Iya. Apa perlu kita tanyakan kepada Pak Ustad saja biar tak jadi bola liar yang tak karuan?," usul warga yang lainnya.

###

Usai waktu zohor, para warga pun menemui Pak Ustad yang baru saja pulang dari sholat di masjid. Kedatangan beberapa warga tentu saja disambut dengan wajah sumringah oleh Pak Ustad walaupun Pak Ustad tahu mareka tadi sudah bersilahturahmi dengan dirinya.

" Alhamdulillah, kalian semua datang ke rumah saya. Minal Aidin wal fahizin, ya. Mohon maaf lahir dan batin," ujar Pak Ustad menyambut para warga itu dan menyalaminya.

" Kami juga mohon maaf lahir batin Pak Ustad," jawab para warga secara serempak bak koor wakil rakyat di DPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun