Wacana dari senator Gede Pasek Suardika untuk mencalonkan diri sebagai ketua Umum (ketum) Partai Demokrat (PD) patut diapresiasi. Sebagai warganegara adalah sebuah keabsahan dari seorang anak banga untuk mencalonkan dan dicalonkan sesuai dengan amanat AD/ART sebuah Partai.
Deskripsi mulia dari Pasek Suardika untuk memimpin PD tentunya adalah sebuah keinginan untuk membesarkan PD sebagai Partai yang besar dan mencerdaskan rakyat sebagaimana cita-cita dari sebuah Partai. Dan itu adalah tugas mulia. Cita-cita yang mulia.
Pada sisi lain Pasek tampaknya amnesia, bahwa dalam memimpin sebuah Partai, niat dan keinginan yang mulia tanpa dibaluti dengan sikap kenegarawan dan akseptablitas yang tinggi dari rakyat adalah sebuah kemustahilan untuk mewujudkan impian besar untuk meraih simpati dan empati rakyat dalam pesta demokrasi.
Pasek amat paham bagaimana untuk membesarkan ormas PPI saja perjuangannya setengah mati dam memerlukan dukungan dan kerja keras.
Apalagi tugas Ketum PD masa depan sungguh berat dalam mengisi ruang kompetisi politik yang berdinamika tinngi dan ditengah tingkat kecerdasan rakyat yang semakin cerdas seiring dengan makin membaiknya tingkat pendidikan rakyat hingga ke pelosok Desa/Dusun tentunya membutuhkan Ketum Partai yang berkwalitas dan berprestasi nyata dalam hati masyarakat secara riil.Dan itu bukan sekedar kerja dan keinginan hati semata. Tugas berat sudah didepan mata.
Rakyat sebagai penguasa tertinggi dinegeri ini sudah paham dan hafal secara kwalitas mana bangsawan pikiran bangsa yang berprestasi dan mana yang hanya ingin mengekploitasi Partai untuk kedigdayaan dirinya dan kelompoknya.
Rakyat negeri ini yang berdiam diri dari Pulau Miangas hingga rote sudah memahami mana bangsawan pikiran bangsa yang ingin membesarkan Partai dan mana yang membesarkan diri dari Partai. Rakyat sudah memahami mana bangsawan pikiran bangsa yang menghidupkan Partai dan mana yang hidup dari partai.
Adalah sebuah aksioma bahwa populeritas dan besarnya eksistensi PD tak lepas dari sikap SBY. Dan ini harus diakui dan tak terbantahkan. Rakyat tahu dengan PD karena figur SBY. Rakyat memilih PD karena sosok SBY. Tak bisa dipungkiri kharisma SBY dalam jiwa rakyat sangat mendarah daging. termasuk dalam tubuh PD.
Oleh karena itu sebagai kader PD saya berharap bahwa wacana Pasek Suardika untuk memimpin PD adalah wacana mulia yang tak harus diimplementasikan pada saat ini, terutama pada Munas PD tahun depan. Apalagi dalam kompetisi ruang politik masa depan dimana PD bukan hanya harus mengembalikan martabat Partai akibat ulah purba para politisinya yang terjerat hukum karena korupsi. Tapi lebih dari itu adalah mengeskalasi kewibawaan partai menjadi taruhan dalam iklim politik bangsa ini dan masa depan PD sendiri.
Bahwa dalam memajukan Partai perlu penyempurnaan sistim terutama dalam perekrutan kader dan pemimpin Partai dengan mengaplikasi merit sistem sehingga para petinggi Partai bukan hanya mampu menghidupkan Partai namun mampu menjaga martabat Partai dengan aksi-aksi yang mencerdaskan rakyat sehingga rakyat tahu sepakterjang PD dalam mendampingi rakyat memang harus dilakukan untuk mereparasi Partai.
Dan kita yakin Pasek Suardika adalah bangsawa pikian bangsa yang nabat (bhs Toboali : Tahu diri). Dan kita yakin Pasek Suardika adalah bagian dari PD yang ingin melihat PD berkembang dan dicintai rakyat serta mampu memproduksi produk yang berguna dan bermanfaat bagi rakyat. Dan kita yakin Pasek takkan mengorban kepentingan yang lebih besar dan masa depan PD demi cita-citanya sendiri.