Pak Presiden Yth.
Perkenalkan nama saya Jokowi. Saya tinggal di desa terpencil, di kecamatan tertinggal , di Kabupaten terluar negara ini. pekerjaan saya nelayan. Untuk mencapai daerah saya, bukan hanya jalan berdebu yang harus dilalui, namun harus melalui hutan bahkan harus menyeberangi lautan yang ganas. Tapi saya heran kok banyak sekali para nelayan asing yang melaut di daerah kami. Padahal untuk mencapai daerah ini sangat jauh. Para aparat pun jarang bahkan hampir tak pernah ke Desa kami. Tapi mareka para pencuri ikan itu kok bisa nyampai ke Desa kami. Sebagai warganegara, saya sangat terusik dengan kehadiran mareka. mareka adalah pencuri dilaut kami. Demikian surat ini saya buat dan semoga Bapak Presiden berkenan membacanya.
Wassalam
Hormat saya
Jokowi.
lelaki setengah baya yang bernama Jokowi tampak puas, usai menulis surat untuk Pak Presiden. Surat itu akan dikirimnya lewat pos.
"Semoga surat ini dibaca pak Presiden," desisnya dalam hati sambil memasukkan surat ke dalam amplop.
***
Pagi-pagi sekali, usai sahur, lelaki dari Desa itu segera berangkat ke Kota untuk mengirimkan surat yang telah dibuatnya. Jarak Desa dengan Ibukota Kecamatan harus ditempuhnya dengan perjalanan hingga 5 jam. Dan sekitar pukul 10 pagi, lelaki itu telah tiba di Kantor Pos Kecamatan. Kesibukan tampak di loket kantor pos. Maklum mau lebaran. Banyak yang mengirim surat bahkan mengirim barang untuk kerabatnya di lain kota. Ada pula yang mengambil uang kirimna  dari anaknya yang menjadi pahlawan devisa di negeri orang.
" Bapak yang bernama Jokowi," tanya seorang petugas kantor Pos kepada lelaki itu.
" Ya. Ada pak Pak. Apa biaya pengiriman suratnya kurang," jawab Lelaki tua itu.