Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pak Jokowi, Jangan Bui Tukang Sate, Tapi Penjarakan Koruptor

31 Oktober 2014   02:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasib malang menimpa MA, seorang pengipas sate di jakarta. gara-gara menghina Jokowi, tanpa ampun pria 23 tahun ini masuk mendekam dibui sebagai tersangka.

Dan kini hampir setiap hari media massa dan televisi mengupas kasus MA itu sekaligus mengalahkan kasus-kasus besar korupsi yang makin menggurita di ngeri ini.

Terlepas soal hukum apakah aksi MA ini terkategori sebagai perbuatan menghina dan penghinaan, biarlah para pakar hukum negeri ini dan pihak aparat kepolisian yang menjelaskannya.

Dan terkepas apakah MA ini bersalah atau tidak nantinya di pengadilan, namun sebagai rakyat dan penggiat di media sosial saya berharap kepada Prsiden ke 7 negeri ini bapak Jokowi yang terhormat untuk kembali membaca teks Pancasila sila kedua tentang kemanusian yang adil dan beradab.

Dan terlepas apakah MA ini bukan pendukung Pak jokowi dalam Pilpres lalu, sebagai pemimpin bangsa dan rakyat negeri ini sudah sepatutnya MA untuk dimaafkan dan tidak dibiarkan masuk dalam penjara. Apalagi Ibundanya MA sudah demikian berharap agar anaknya MA mendapat pengampunan dari bapak Presiden.

Jangan manusia Indonesia seklas MA yang hanya buruh sate, para koruptor yang telah menggayang dan menggasak uang rakyat pun masih mendapat pengampunan dari negera. Apalagi hanya seorang MA.

Masih banyak pekerjaan rumah Bapak Presiden untuk mengurus negara ini ketimbang membuikan dan mempersoal hukumkan seorang MA yang mempunyai tanggungan adik-adik dan tidak memiliki deposito di bank sebagaimana para koruptor yang jelas-jelas telah merusak dan memiskinkan kita sebagai anak bangsa.

Sebagai anak bangsa saya berharap bapak Presiden untuk fokus membuikan dan menghotel prodeokan para koruptor. Mareka ini ada;lah ancaman bagi keutuhan dan martabat bangsa dibandingkan kasus MA .

Saya yakin sebagai presiden rakyat Bapak akan memaafkan dan meminta aparat hukum untuk tidak meneruskan kasus MA ke jalur yang lebih tinggi. Masih banyak PR bapak sebagai Presiden  yang lebih berat dari kasus MA ini. Apalagi tuntutan rakyat terhadap kepemimpinan Bapak sangat besar dan over dosis. Jangan hanya karena kasus MA citra dan kredibilitas Bapak sebagai pemimpin rakyat rusak dan dan terstigma. Jangan karena kasus MA Bapak sebagai Presiden akan dikenang anak bangsa ini sebagai Presiden pembui rakyat.

Demikian surat terbuka ini saya sampaikan dengan harapan yang tinggi ke angkasa hingga menembus ruang nurani Bapak sebagai Presiden untuk memaafkan MA dan tidak meneruskannya sebagai masalah hukum. Salam Junjung Besaoh... (Rusmin)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun