Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kenapa Kompasianer Enggan Menulis Korupsi di Kompasiana?

8 Juli 2015   23:27 Diperbarui: 8 Juli 2015   23:27 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Judul diatas adalah sekelumit pertanyaan yang ada dibenak saya. Kenapa? Padahal saya tahu dan paham, para Kompasianer ini adalah para kaum intelektual yang bukan hanya berpikir untuk maju namun memiliki wawasan kebangsaan yang amat luar biasa bahkan bisa saya katakan melebihi para pejabat negara dalam mencintai negeri tercintai ini. Terbukti tulisan dan postingan para Kompasianer ini sangat luar biasa bagaimana mencintai negeri hebat ini.

Dari berbagai pemahaman dan analisa saya dari postingan tulisan para Kompasianer (semoga tak betul 100%) yang sering nongol di rubrik Kompasiana, saya berpendapat bahwa Kompasianer sangat sering menulis tentang praktek purba yang bernama korupsi. Namun Kompasiana kurang memberikan tempat yang layak atas tulisan dan postingan para Kompasianer.

Padahal kita pahami setiap tulisan yang diposting di media warga ini menjadi tanggungjawab penulisnya. Dan kalau ada pihak yang merasa keberatan atas postingan para Kompasianer mareka bisa memberikan hak jawab atau menjawab lewat Kompasiana pula.

Sebagai media warga yang amat prestisius, Kompasiana sudah seharusnya memberikan tempat yang layak terhadap postingan tulisan para Kompasianer yang mengungkap soal praktek-praktek kecurangan di negeri ini. Apalagi kita sebagai anak bangsa telah mengikrarkan diri sebagai bangsa yang memusuhi aksi purba yang bernama korupsi dan penggiatnya yang bernama Koruptor itu. Jangan sampai narasi heroik melawan koruptor itu hanya sebatas diksi dan narasi saja.

Sebagai media warga fungsi inheren Kompasiana selain sebagai media komunikasi para Kompasianer, media warga ini memiliki fungsi lain yakni memberitakan apa yang terjadi di sekitar kita sebagai media yang memberikan pencerdasan dan pencerahan kepada pembaca sehingga pembaca mendapatkan informasi bukan hanya faktual dan kongret namun juga memberi nilai pendalaman dalam jiwa mareka teutama soal bahaya korupsi.

Korupsi bukan hanya akan membangkrut bangsa ini dan membuat pewaris masa depan bangsa ini akan menderita, namun korupsi membuat negara ini hanya akan menjadi bahan cerita sebagai bagian dari sejarah bangsa besar yang bernama Indonesia. Dan kalau ini terjadi betapa besar dosa kita sebagai anak bangsa.

Saya sungguh percaya dan sangat yakin sikap para Kompasianer terhadap aksi korupsi di negeri ini bukan hanya dalam bentuk kebencian dan kekesalan yang mendalam sebagai anak bangsa terhadap korupsi, bahkan lebih dari itu saya yakin sikap para Kompasianer yakni mengikrarkan diri sebagai anak bangsa yang siap berperang melawan korupsi dan penggiatnya. Saya yakin 1000 persen dengan naluri kebangsaan para rekan-rekan Kompasianer ini.

Tapi sekali lagi, kalau media warga Kompasiana tak memberi ruang yang layak kepada para Kompasianer maka saya yakin gelora heroik melawan korupsi dan penggiatnya dalam dada para Kompasianer ini akan padam secara perlahan. Saya berharap ke depan Kompasiana bisa memberikan ruang yang lebih spesial apakah di HL atau waktu jedah tayang yang agak lama terhadap postingan tulisan melawan korupsi. Bukankah kita sebagai bangsa telah mengikrarkan diri bahwa korupsi adalah musuh bersama? Dan saya yakin, semua itu hanya menunggu waktu saja. Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun