Sudah tiga hari ini, wajah sumringah tergurat di lelaki muda itu. Segurat senyuman terus diumbarnya ke alam raya. Bak orang yang menang lotere milyaran rupiah. Siulan terus berdentang dari mulut Panjul dari dalam kamarnya yang menggambarkan sebuah kebahagian yang tak terkira.
Tak pelak perubahan genetika yang tergambar dalam anatomi tubuh Panjul, nama anak muda itu mengundang sejuta tanya di hati keluarganya. Dan sejuta tanya pun mengapung dalam pikiran mareka sebagai orang tua yang hidup di Kampung.
" Ada apa ya Pak. Kok Panjul bahagia sekali akhir-akhir ini," tanya Ibu Panjul kepada sang ayah.
" Aneh Ibu ini. Anak bahagia kok dipertanyakan. Mestinya kita ikut bahagia juga. Udah sana tolong bikinin Bapak kopi daripada mikirin anak bahagia," jawab sang suami.
Bagi warga setempat Panjul dikenal sebagai anak sopan, ramah dan baik serta suka menolong. Panjul juga amat religius dan aktif di masjid sebagai pengurus Remaja Masjid. Maklum Panjul dulunya pernah mengenyam pendidikan di sebuah Madrasah di Kota. Cuma karena ketidakmampuan ekonomi keluarganya membuat anak muda ini harus putus sekolahnya. Maklumlah bapaknya cuma buruh tani yang hidupnya menggantung diri dari tanah garapan sang pemilik lahan.
Namun Panjul tak pernah putus asa dalam menuntut ilmu. Anak muda itu terus belajar dari para sespuh agama yang ada di Kampungnya untuk menambah pengetahuan agamanya.
" Bukankah belajar tidak harus di sekolah formal," pikirnya.
" Lagi pula untuk apa memaksakan Bapak dan Ibu untuk mencari duit demi sekolahku. Kasihan mareka yang sudah mulai merentah. Sudah seharusnya aku sebagai anak yang harus membahagiakan mareka," desisnya dalam hati. Sungguh anak yang berkepribadian yang baik.
Selama tiga tahun Panjul merantau ke Kota. Tujuannya selain bekerja untuk bekal hidupnya di dunia, lelaki muda dari Kampung ini ingin memperdalam ilmu agama sebagai bekal di akhirat. Walaupun dengan hati yang terpaksa, ayah dan ibunya dengan berat hati melepas kepergiannya.
" Ananda harus selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta," pesan ayahnya.
"Dan harus jujur," sambung Ibunya.