" Assalamualaikum dik Bunga. Bolehkan saya masuk?," sapanya dengan suara mantap.
" Waalaikumsalam. Silahkan Mas. Kamar ini milikmu. Dan aku adalah istrimu yang sah," jawab Bunga dengan suara manja.
Degup jantung Bunga makin berdenyut kencang seiring kencangnya hasrat keduanya sebagai manusia dewasa saat secara perlahan lelaki itu menguliti tubuhnya hingga keduanya hanya berselimutkan nafsu menguncang ranjang pengantin mereka  malam itu dengan sejuta birahi yang telah lama terpendam.  Suara derit ranjang yang ditingkahi jerit suara nafas bunga menjadi ornamen malam itu.
Dikejauhan malam, suara lolongan anjing liar yang terus memburu mangsanya di hutan kecil dekat Kampung tak mampu halangi hasrat Bunga dan Timpas dalam menghias malam yang makin renta dengan rasa cinta yang kini ada dalam jiwa mareka hingga keduanya terjerembab dalam satu desahan yang membara dalam satu ranjang yang sama dalam selimut yang sama hingga kokok ayam terdengar yang menyatakan bahwa pagi akan tiba yang akan disambut Bunga dengan sejuta kenikmatan dan menatap bumi dengan wajah sumringah sebagai seorang istri bagi lelaki istimewanya.Â
Ya, dia adalah Timpas lelaki yang kini telah resmi sebagai suaminya dan menyelamatkan martabat keluarganya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI