Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada yang Mengirim Berita di Halaman Masjid

16 Oktober 2021   01:45 Diperbarui: 16 Oktober 2021   01:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen : Ada yang Mengirim Berita Dihalaman Masjid 

Suara kokok ayam mulai terdengar meriahkan semesta. Saling bersahutan. Tanda pagi telah tiba. Cahaya matahari mulai terbangun dari mimpi panjangnya.  
Sementara disebuah Masjid, suara keriuhan pun menggema. Suara narasi  dari para jemaah terdengar hirik pikuk. Usai sholat subuh, para jemaah terkaget setengah mati. Ada pemandangan yang lain.  Setumpuk koran berceceran dihalaman masjid yang mengagetkan para jemaah yang hendak meninggalkan Masjid. Sejuta nada keheranan muncul dibenak mereka. Sejuta narasi berhamburan dari mulut para jemaah. Sejuta tanya bergelanyut dalam jiwa para jemaah Masjid itu. Ada apa ini?

" Siapa yang mengirim koran ini ke Masjid kita?," tanya Pak Ustad.
" Sepengetahuan saya,  pengurus Masjid tak ada yang langganan koran ini," lanjut Pak ustad dengan nada penuh tanya.
" Mungkin kerjaan orang iseng, Pak Ustad," jawab seorang jemaah.
" Lantas buat apa koran ini dikirim ke Masjid kita?," tanya jemaah yang lain.
" Lantas apa manfaat sang pengirim mengirimkan koran ini ke Masjid kita?," ulas jemaah yang lain.

Pak Ustad terdiam. Tak menjawab. Desiran angin pagi menusuk hingga ke kulit ari para jemaah masjid. Mentari mulai terbangun dari lelap panjangnya. Sinar terangnya masih terkesan enggan untuk mencahayai bumi.  

Di Dusun sebelah, sebuah Masjid juga mendapatkan kiriman setumpuk koran yang sama. Para jemaah Masjid terkaget-kaget saat hendak meinggalkan surau mendapati setumpuk koran dihalaman Masjid. Para pengurus masjid tak merasa berlangganan koran itu. Dan yang amat mengagetkan para jemaah Masjid, berita yang ada dalam koran tersebut terkesan menyudutkan sebuah kelompok. Tak pelak para jemaah Masjid pun sangat keberatan dengan kehadiran koran itu.
" Kita bakar saja, Pak," saran seorang jemaah kepada Ketua Masjid.
" Isi berita di dalamnya tak mendidik dan terkesan mendiskreditkan, bahkan terkesan mengadu domba," sambung jemaah yang lain.
" Kita amankan saja. Nanti kita laporkan kepada Pak Kades," saran Ketua surau dengan bijak.

Berita tentang kehadiran koran " Adu Domba " di masjid-masjid  Desa, akhirnya sampai pula ke telinga Pak Kades. Sejumlah Ketua Masjid di Desa telah melaporkan kehadiran koran yang tak diundang itu ke masjid-masjid.
" Pak Kades harus bertindak. Kalau dibiarkan, maka kehadiran koran itu akan sangat mengganggu stabilitas kehidupan di Desa kita," lapor seorang Ketua Surau dengan nada suara penuh kegusaran.
" Setuju sekali dengan ususlan itu. Pak Kades harus bertindak sebelum  koran itu menyebar ke warga dan meresahkan masyarakat Desa kita," sambung Ketua Surau yang lainnya.
" Mohon kita semuanya untuk bersikap tenang. Mari kita menyikapinya dengan kepala dingin. Insya Allah, semua ada solusinya. Ada jalan keluarnya. Yang pasti koran itu untuk sementara waktu telah kita amankan sehingga tidak menyebar ke masyarakat. Dan sebagai tokoh agama di Desa ini, saya harapkan para Ustad dan Ketua Masjid bisa menenangkan para jemaah," jawab Pak Kades.
Berita tentang koran " Adu Domba " yang menyatroni halaman Masjid di Desa-Desa sampai pula ke telinga Pak Camat. Laporan dari para Kades tentang kehadiran koran ke Masjid di Desa mereka datang bertubi-tubi kepada Pak Camat. Desakan kepada Pak Camat untuk mengambil langkah strategis tentang penyebaran koran itu semakin menguat.
" Pak Camat tidak bisa berdiam diri atas penyebaran koran itu ke Masjid di Kecamatan kita ini. Jangan sampai warga termakan dengan isi berita yang ada dalam koran itu," pinta seorang Kades.
" Saya setuju dengan usulan itu. Sebagai Kepala Kecamatan, Pak Camat harus bertindak cepat sehingga persoalan itu tidak berlarut-larut dan menjadi polemik di publik," saran Kades yang lain.
" Insya Allah, kami dari pihak Kecamatan bersama dengan unsur yang lain akan segera mengambil tindakan. Dan secepat mungkn kami akan melaporkan kondisi terkini yang terjadi dimasyarakat ini kepada Pak Bupati. Semoga sepulang kami dari Kabupaten, semuanya akan terang benderang. Yang paling penting sebagai Kades, kalian harus menenangkan warga," ujar Pak Camat.

Laporan dari sejumlah Camat di Kabupaten tentang kehadiran tabloid " Adu Domba " telah diterima Pak Bupati. Para Camat mendesak Pak Bupati untuk segera mengambil langkah-langkah cepat terkait dengan penyebaran tabloid ke surau-surau di Kecamatan-kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten.
" Kami minta Pak Bupati untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kondisi yang terjadi di masyarakat," pinta seorang Camat.
" Langkah startegis Pak Bupati sangat kami butuhkan untuk menenangkan warga kami yang dilanda keresahan atas kehadiran koran itu, Pak Bupati," sahut Camat yang lainnya.
" Saya akan melaporkan semua ini kepada Pak Gubernur. Semoga ada langkah cepat dari Pak Gubernur untuk mengatasi semua ini," jawab Pak Bupati.

Pak Gubernur tampak risau. Sejumlah laporan yang diterimanya dari para Bupati dalam wilayah kerjanya tentang penyebaran koran ke masjid-masjid telah membuat pikirannya mendadak tidak tenang. Ada sesuatu yang mengganjal dalam otak cerdasnya.
" Laporan tentang keresahan yang terjadi di masyarakat akan segera saya laporkan kepada Presiden secepatnya. Malam ini saya akan meminta waktu untuk bertemu Presiden dan menyampaikan kegundahan anda semua sebagai Bupati, " janji Pak Gubernur kepada para Bupati.

Malam itu alam raya terang benderang. Cahaya rembulan bersinar dengan gagahnya. Seiring dengan kerlap-kerlip sinar bintang dilangit yang membentuk diorama yang eksotis diangkasa. Sebuah panorama alam raya yang sangat indah.

Mendengar laporan dari Gubernur, Pak Presiden tampak berang. Baru kali wajah Presiden tampak memerah. Nada bicaranya pun terasa sangat keras.
" Saya perintahkan Pak Gubernur beserta aparat yang lainnya untuk segera menyelesaikan persoalan yang terjadi dimasyarakat ini dengan cepat dan tuntas. Warga masyarakat diharap tenang. Saya mengecam  keras penyebaran koran itu ke tengah publik. Saya perintahkan aparat hukum untuk menindak pembuat dan penyebar koran itu sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negeri ini." kata Presiden.

Disebuah gedung yang artistik, dipusat Kota yang ramai, sejumlah orang berkumpul. Mereka membahas tentang penyebaran koran yang kini menjadi trending topik di media sosial dan media massa. Suara-suara berhamburan dari mulut orang-orang yang tengah berkumpul itu. Narasi-narasi terus bergema dari mereka. Hingar bingar bak pasar malam. Asap rokok mengepung ruangan berpendingin itu. Suara-suara dari mulut-mulut orang-orang yang ada dalam ruangan itu terus bergema.  Dan terus bergema tiada henti tanpa ada rasa malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun