Purnama malam hadir dengan cahayanya yang indah. Seolah ikut mengiringi jejak langkah Pak Ustad menuju pulang ke rumah, usai sholat Isya di Mushola kampung. Belum sampai halaman rumahnya, mata Pak Ustad terbelalak. Pandangannya tertuju kepada sebuah mobil truk yang parkir di halaman rumahnya. Terlihat beberapa orang menurunkan barang dari mobil dan memasuki pekarangan rumahnya.Â
Pak Ustad mempercepat langkah kakinya. Sinar malam purnama masih bercahaya dengan indahnya. Saat tiba di depan rumahnya, mata Pak Ustad kembali terbelalak. Belasan  kantong karung tergeletak di teras rumahnya.
" Barang apa ini?," tanya Pak Ustad.
" Kami disuruh mengirim barang ini ke rumah Pak Ustad," jawab seseorang.
" Setahu saya, saya tak pernah memesan barang-barang ini," ujar Pak Ustad.
" Ini barang dari Pak Besar untuk Pak Ustad. Pesan beliau kain sarung ini mohon dibagikan kepada para jemaah mushola dan orang-orang Kampung ini," jelas seorang pemikul barang itu.
Pak Ustad menelan ludah. Sementara cahaya bulan purnama masih bercahaya dengan indahnya. Menerangi alam semesta.
Berita Pak Ustad menerima titipan belasan karung yang berisikan kain karung dari seorang petinggi daerah menyebar bak virus. Semua warga Kampung menarasikan berita itu di berbagai tempat dan ruang publik. Tak terkeculai di warung kopi Kampung.
" Saya heran dengan Pak Ustad. Kok maunya membagikan kain sarung milik petinggi daerah kepada warga," ujar seorang warga.
" Iya. Saya juga heran. Tidak biasanya Pak Ustad mau membagikan kain sarung kepada publik." celetuk warga yang lain sembari menyeruput kopi yang masih panas.