Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemimpin Dan "Pekedindil"

21 Agustus 2018   14:12 Diperbarui: 23 Agustus 2018   23:07 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adalah sebuah kemutlakan, bila seorang penguasa sebuah negara atau daerah dikelilingi kaum-kaum intelektual, cendikiawan hingga para pakar. Mulai dari para menteri hingga staff khusus yang mengurusi berbagai tugas kekhususan sesuai dengan instruksi pemimpin. Dan ini diatur dalam UU dan peraturan negara.

Pada episode lain, kita sering melihat kaum-kaum tertentu yang kerapkali bersama pemimpin, selain para pembantu pemimpin yang diatur dalam UU dan peraturan negara.  Mereka, yang kerapkali bersama pemimpin di berbagai kegiatan atau acara resmi yang selalu mendampingi atau berada di belakang pemimpin  dalam bahasa daerah saya Toboali dinamai "pekedindil". Kehadiran kaum ini bersama pemimpin tentunya amat dibutuhkan seorang pemimpin. 

Apakah itu pemimpin negara hingga pemimpin di Desa selalu membutuh kaum yang berada dibelakang layar dalam membantu tugas seorang pemimpin dalam membantu tugas-tugasnya sebagai pengemban amanah rakyat. Kaum ini tentunya bukan kaum yang sembarangan. Kita yakin mereka adalah bangsawan pikiran bangsa yang memiliki pemikiran, pengetahuan, dan keahlian serta kehadirannya amat penting bagi seorang pemimpin.

Masukan dan informasi yang sarat vitamin yang disampaikan orang-orang yang bekedindil dengan pemimpin ini tentu akan membuat pemimpin mendapatkan second opinion atas apa yang didengarnya dari laporan para pembantunya. 

Dengan second opinion yang bernutrisi menyehatkan ini, pemimpin memiliki legitimasi yang lebih bertenaga  untuk bersikap tegas dan berani menuntut implementasi dari program kerja yang diwacanakan dan dicanangkannya kepada para pembantunya. 

Ungkapan kuno yang dapat kita baca di berbagai referensi menyatakan bahwa orang tersandung dan tergelincir tidak pernah disebabkan onggokan batu besar. Tidak pernah sama sekali. Biasanya kerikil-krikil dan batu kecillah yang membuat seorang pemimpin tergelincir dan terjatuh ke dalam jurang.

Dalam konteks seorang pemimpin, bisa jadi sang pemimpin atau pengemban amanah rakyat berjalan tegak lurus. Namun bukan mustahil bisa terseret dan ikut tergelincir karena orang-orang terdekat sang pemimpin lah yang justru menebar kulit pisang pada gang-gamg dan lorong-lorong jalan yang dilalui.

Celakanya lagi, ketika sang pemimpin sedang menikmati nikmatnya angin yang meninabobokan yang ditiupkan dari mulut-mulut orang-orang terdekat terasumsi oleh pemimpin sebagai sesuatu yang tidak mencelakan dirinya. 

Pengaburan realita dengan segala sesuatu yang berkembang diluar sentral kekuasaan bisa  berbeda sangat kontradiktif dalam benak dan pikiran seorang pemimpin karena orang-orang  dekat sang pemimpin memberikan gambaran yang cenderung berbau ABS atau Asal bapak senang yang dikemas dalam balutan nada indah untuk membahagiakan sang pemimpin sehingga kita sering mendengar betapa seorang pemimpin yang sebenarnya secara hakiki sudah tidak disenangi oleh mayoritas rakyat sebagai penguasa tertinggi negara, dinilai oleh sang pemimpin dalam fantasi yang berbeda. Tak heran kalau dalam sebuah kompetisi demokrasi, apakah Pilkades, hingga Pilpres sang pemimpin tersungkur dan nyahok.

Jangan sekali-kali melupakan sejarah ungkap Bung Karno. Dalam sejarah negeri ini, di republik tercinta ini, hanya contoh nyata yang dapat dijadikan bahan referensi dan pelajaran. Kita tahu bagaimana kejatuhan Bung Karno dan Soeharto. Semua peristiwa tergelincirnya para tokoh bangsa ini tidak terlepas dari orang-orang dekat. 

Dari sejarah yang berserakan dan beragam referensi, kita makin tahu dan makin paham bahwa kepercayaan buta yang diberikan kepada orang-orang dekat inilah yang bisa menjadi sumber pembusukan utama terhadap kedudukan dan kewibawaan seorang pemimpin menuju tangga kejatuhannya. Salam pekedindil. (Rusmin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun