Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Penghibur

21 Agustus 2018   01:43 Diperbarui: 26 Agustus 2018   23:30 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Kalau tidak maka kami akan menuntut Mbak ke pihak berwajib karena telah mengingkari kontrak kerja yang kita buat bersama tanpa paksaan," ujar lelaki itu. Matahari mulai berjalan ke arah timur. Sinarnya terasa teduh. 

###

 Seharian, Lilik menemani anaknya yang sedang diopname di Puskesmas. Bermain. Bercanda gurau hingga terasa dunia milik mereka berdua. Para pengunjung Puskesmas sesekali minta berswa foto dengannnya yang tampil alami tanpa bantuan make up. Sejuta pujian terus diumbar para pengunjung Puskesmas yang mengenalnya. Mereka takjub dengan penampilan Lilik di luar panggung.

" Cantik sekali Mbaknya," puji para pengunjung Puskesmas yang melihatnya.

Lilik cuma tersenyum. Hanya senyuman yang diberikannya sebagai jawaban yang  kepada mereka yang memujinya. Hanya sebuah senyuman. 

Pujian itu mengingatkannya saat dirinya masih tinggal di Kampung dimana dirinya dibesarkan hingga tumbuh dewasa menjelma menjadi seorang gadis yang cantik rupawan. Kerupawanannya membuat tergila-gila para kumbang Kampung hingga terbawa ke dalam mimpi mereka saat tidur. Aktivitasnya sebagai penyanyi lokal menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum adam. Suaranya di panggung musik sungguh mendayu-dayu. Memikat telinga para pendengar.Membuat setiap pertunukannya selalu disesaki penonton.  Tak kalah klas dengan suara para penyanyi yang sering tampil di acara festival dangdutan dadakan di media tipi. Tak terkecuali, Seno anaknya Pak Kades yang masih kuliah di Kota. tergoda dengan kerupawanan Lilik. Terpikat dengan suara sang penyanyi Kampung. 

Saking tergila-gilanya dengan Lilik, setiap minggu Seno rela pulang ke Kampungnya hanya untuk menyaksikan penampilan Lilik di atas panggung hiburan dan bisa melihat Lilik hingga akhirnya dapat mengantar Lilik pulang ke rumah usai manggung. Hubungan kedua anak manusia itu tentu saja menuai narasi di mulut para warga. Semua warga Kampung membicarakan keakraban dua anak manusia itu, hingga menembus dinding telinga Pak Kades dan keluarganya.  Berita itu sontak membuat Pak Kades marah. Dan tidak menyetujui hubungan asmara dua anak manusia itu.

" Kita ini keluarga terpandang di kampung ini. Keluarga terhormat.  Ibarat bumi dan langit dengan keluarga Lilik. Jangan kamu merendah martabat keluarga kita di mata masyarakat.   Mohon kamu pikirkan baik-baik," ungkap Pak Kades Ayah Seno. 

" Pak. Hubungan hati kami tidak bisa diukur dengan harta dan tahta. Ini hubungan batin," jawab Seno.

" Saya tidak setuju. Dan saya tidak akan merestui hubungan kalian," tegas Ayah Seno.

" Tapi, Pak,.." ujar Seno dengan suara terputus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun