Rumah pak Tua masih terkunci rapat. Lampu di teras rumah masih menyala. Sementara matahari sudah mulai hadir dengan sejuta sinarnya. Kibaran bendera merah putih pun tak terlihat di halaman rumah pejuang tua itu. Biasanya, setiap 17 agustus, bendera Merah Putih sudah berkibar di tiang bendera di halaman rumahnya sejak Pak Tua pulang dari Masjid usai menunaikan sholat subuh.
Melihat tanda-tanda yang tak biasanya yang terlihat di rumah Pak Tua, sejumlah warga mulai curiga. Sejuta tanda kekhawatiran muncul dalam benak mereka. Ada apa dengan Pak Tua? Apakah Pak Tua ke Kecamatan untuk mengikuti detik-detik peringatan kemerdekaan di sana? Lantas, siapa yang mengantar Pak Tua ke Kecamatan? Bukankah subuh tadi Pak Tua tak terlihat di masjid?," demikian yang ada dalam pikiran warga kampung.
Sejuta tanya terus bergulir dalam otak para warga Kampung. Usai berembuk dengan kepala kampung, para warga bergegas menuju rumah Pak Tua. Mereka ingin tahu apa yang terjadi dengan pejuang tua itu. Sejuta tanya terus bergejolak dalam otak warga sembari bergegas menuju rumah pak Tua.
Rumah Pak Tua terkunci rapat. Tak ada tanda-tanda aktivitas di dalamnya. Panggilan Pak Tua terus digemakan para warga. dari depan rumah. dari samping rumah. Hingga ke bagian belakang rumah Pak Tua. Â Tak ada jawaban. Hening.
Dengan inisiatif bersama, para warga langsung mendobrak pintu depan rumah Pak Tua. Braak. Pintu depan terbuka. Hening. Sepi. Warga terkaget, saat memasuki ruang keluarga Pak Tua. Tampak oleh mereka Pak Tua sedang bersujud di atas sajadah. Disampingnya ada bendera merah Putih.
Warga tersentak. Seorang warga yang bekerja di Puskesmas mendekat ke arah Pak Tua. Memegang lengan Pak Tua. Sebuah gerakan tubuh sebagai tanda diberikannya.  Suara Innalillahi Wa Innalillahi pun keluar dari mulut para warga. Bergemuruh. Isak tangis warga pun terdengar. Demikian pula dengan airmata warga pun tumpah di dalam rumah Pak Tua yang sangat sederhana sekali. Suasana terasa sangat sakral. Heningkan alam raya. Sementara di luar rumah Pak Tua, cahaya mentari  redup. Seakan-akan enggan melimpahkan cahayanya ke bumi. (Rusmin)
Toboali, jumat dinihari 17 agustus 2018 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H