Menyaksikan program ILC TV One dengan host Karni Ilyas di layar televisi semalam (14/8), dengan judul Antara mahar dan PHP, saya sangat terpesona dengan kerendahan hati seorang bangsawan pikiran bangsa yang menjadi salah satu narasumber acara bergengsi itu, Prof. Mahfud MD.
Dengan narasi yang lugas, kita dapat menyaksikan bagaimana legowonya seorang mantan petinggi negara, mantan Ketua MK bertutur. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari penuturan Mahfud MD semalam.
Bagi saya sikap Pak Mahfud MD yang nabat atau dalam bahasa Kampung saya Toboali tahu diri menunjukan klasnya sebagai seorang negarawan yang tidak ambisi akan jabatan di Pemerintahan.Â
Dengan track record sebagai bagian dari Tim sukses Prabowo Hatta pada Pilpres 2014 yang lalu, Mahfud MD sadar bahwa untuk menjadi bagian dari Pemerintahan Jokowi-JK era 2014-2019 harus ada jasanya walaupun cuma setitik embun yang jatuh di dedaunan pada pagi yang cerah.
Kita mendengar semalam dari penuturan Mahfud MD bagaimana beliau sebagai bangsawan pikiran bangsa ditawari posisi penting dalam Pemerintahan Jokowi-JK sebagai Menko Polhukam sekitar tahn 2015.Â
Beliau dengan tegas menolak. Apologinya sangat lugas dan jelas. Beliau tidak ikut berdarah-darah dalam Pilpres 2014 membantu pemenangan Jokowi-JK.
Demikian pula ketika ditawari posisi Jaksa Agung, kembali bangsawan pikiran bangsa dari Madura ini menolak. Alasannya sangat terang benderang. Beliau tidak berkeringat dalam mengahantarkan kemenangan Jokowi-JK dalam merebut hati rakyat pada pesta demokrasi tahun 2014 silam.Â
Walaupun kalangan yang dekat istana menilai beliau dari sisi keprofesionalnya sebagai pakar hukum.Dan Mahfud MD baru mau membantu pemerintahan Jokowi-Jk lewat UKP Pancasila atau yang kini kita kebal dengan nama BPIP.
Dari penuturan seorang Mahfud MD yang terang benderang semalam, setidaknya kita sebagai anak bangsa dapat mengambil pelajaran bahwa sebagai manusia dan anak bangsa hidup ini harus Nabat atau tahu diri ketika kita tidak berkeringat membantu seseorang atau kelompok, terutama dalam konteks politik yang bernama pesta demokrasi apakah Pilkada atau Pilpres.
Pelajaran lain yang kita petik dari narasi lugas Prof. Mahfud MD dalam program bergengsi ILC TV One semalam adalah bahwa sebagai anak bangsa kita mestinya tidak terlalu ambisi dalam mengejar amanah atau jabatan.Â
Apalagi ketika kita tidak berdarah-darah atau berkeringat dalam kontestasi pesta demokrasi. Ada etika politik dan moral yang berada di level itu yang menjadi bagian dari prinsip hidup bangsa ini.