Diksi millenial kini menjadi topik hangat dibicarakan. Utamanya oleh para pengamat politik dan tentu saja para politisi. Kaum millenial seolah menjadi icon baru dikalangan para pengamat dan politisi untuk  diumbar ke publik sebagai bagian dari argumen mereka saat berdebat atau memamaparkan pandangan politik mereka tentang pemimpin Indonesia mendatang. Seolah-olah kaum millenial menjadi kartu truf mereka untuk mematahkan argumentasi lawan bicaranya.
Lantas, bagaimana dengan kaum millenial itu sendiri? Apakah mereka memang paham akapolitik dinegeri ini? Atau mereka tidak peduli? Millenial terkadang disebut juga generasi Y yakni sekelompok orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-an hingga 2000-an. Mereka ini kaum generasi muda yang berumur 17 hingga 40 tahun.Â
Kaum millenial bangsa ini menjadi spesial karena kelompok muda ini berbeda dengan kaum seusia mereka pada generasi sebelumnya di negeri ini seiring dengan makin menguatnya tehnologi. Kemahiran bertehnologi menjadi ciri khas kaum generasi muda era 2000-an ini.
Di negeri ini dari sekitar 225 juta penduduk Indonesia, 85 juta diantaranya masuk kategori kaum usia 17 hingga 40 tahun. Suatu jumlah yang sangat dominan tentunya. Data ini tentunya (walaupun masih bisa diperdebatkan) Â mendeskripsikan kepada kita bagaimana Indonesia di masa datang akan berada di tangan kaum meillenial ini. Dan mereka tersebar dari Pulau Miangas hingga Rote. Dari Sabang hingga Merauke. Dari yang mulai tinggal di Ibukota negera hingga yang berdiam diri di Dusun-dusun terpencil di negeri ini.
Fakta menunjukan kepada kita bahwa kiprah kaum millenial atau saya lebih sreg menyebutnya sebagai kaum muda bangsa dalam dunia politik sudah mulai sangat terlihat dewasa ini. Banyak kepala daerah dari mulai Gubernur hingga Bupati dan Walikota dari kalangan generasi muda. Pasha Ungu salah satunya. Emil Dardak, Wakil Gubernur Jatim contoh lainnya. Demikian pula dengan para politisi di Senayan hingga di DPRD Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Kepala Desa pun banyak diisi kaum muda.Â
Apakah fakta ini pertanda kebangkitan kaum muda dinegeri Ini sebagai pemimpin masa depan bangsa? Apakah kaum millenial bangsa ini akan menjadi penentu arah kebijakan masa depan bangsa lewat pilihan mereka? Apakah kaum yang kini mendominasi struktur piramida terbesar, sekitar 30-40% dari jumlah penduduk Indonesia masa kini akan menjadi kompas bagi arah pembangunan bangsa ke depan?
Harus pula dipahami, tak semua kaum muda bangsa ini berdiam di Ibukota atau ibukota Provinsi atau Kabupaten atau Kecamatan. Banyak juga dari mereka, kaum muda bangsa ini yang masih tinggal di dusun-dusun terpencil yang jauh dari hinggar bingar tehnologi dengan segala keredupan kehidupannya yang belum tereskalasi sebagaimana tujuan kita mendirikan bangsa ini yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Berharap banyak dari kiprah kaum muda bangsa ini dalam membangun bangsa menuju masa depan negara, memang harus kita dengungkan setinggi langit hingga ke angkasa biru, bahwa ditangan kaum muda negeri ini harapan, asa dan cita-cita kita sebagai bangsa harus kita wariskan kepada mereka sebagai pewaris bangsa tercinta ini. Bukankah Bung Karno pernah berujar bahwa berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia.
Semoga kaum muda, generasi millenial atau generasi masa depan bangsa ini akan menjadi bagian dari pembangunan bangsa Indonesia ke depan dan siap mengambilalih estafet kepemimpinan bangsa untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Salam kaum muda, eh kaum millenial. (Rusmin)
Toboali, minggu 12 Agustus 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H