Cerpen : Kopiah Jadul Ayah
Kopiah jadul itu masih tergantung di ruang tamu rumah kami.Ya..kopiah milik ayah masih menjadiornamen ruang tamu. Dan diruang tamu itulah ayah selalu menggantungkan kopiahnya yang sudah berumur itu.Bahkan kuno dan tua. Kopiah jadulitu selalu identik dengan ayah.Dan orang sekampung sangatpaham dengan kopiah itu.
" Kopiah itu Ayah pakai saat ayah menikah dengan Ibumu," cerita Ayah kepada kami,anak-anaknya.
Kini setelah ayah wafat, kopiah itu selalu terlihat saat kami anak-anaknya berkunjung ke rumah Ayah. Demikian pula dengan tamu-tamu dan kawan ayah yang datang kerumah Ayah,pasti akan melihat kopiah jadul itu.
"Kopiah itu mengingatkan aku dengan ayahmu,"ujar kawan ayah kalau berkunjung kerumah.
" Benar sekali.Itu ciri khas ayahmu kalau sholat atau datang ke acara kondangan di Kampung,"sela kawan ayah yang lain.
" Kami tahu kalau dalam sholat berjemaah di mesjid ada ayahmu. Ya..dari kopiahnya," jelas kawan ayah yang lain.
Aku cuma terdiam.
Setahuku,semenjak kami masih kanak-kanak hingga dewasa,kopiah resam itu selalu melekat dikepala ayah takkala beliau sholat kemesjid dekat rumah. Tak pernah berganti,walaupun warnanya sudah sangat kusam sekali. Padahal beberapa kali adik mengirimkan kopiah baru buat ayah saat lebaran.Namun ayah tak pernah lepas memakainya.
" Kopiah ini cocok buat ayah.Jadi buat apa pakai yang baru," ujar ayah beralasan. Dan alasan itu selalu dipakai ayah setiap kali kami memintanya untuk memakai kopiah yang baru.
Menurut cerita Ibu saat beliau masih sehat,kopiah itu sangat berharga bagi ayah,karena selain dipakai waktu beliau menikah dengan Ibu,kopiah itu adalah pemberian dari Bapak ibu saat beliau mau menikah dengan Ibu.