Menyaksikan pagelaran kompetisi Indoensia Idol jumat malam lalu. sungguh mengeryitkan dahi, kening dan hati. Bagaimana tidak, kontestan Indoensian Idol dengan garang dan kencang menggemakan lagu-lagu rock barat dalam media televisi yang ditonton warga bangsa yang berdiam dari Miangas hingga Rote. Lagu rock grup Europe hingga Queen mareka lantunkan hingga menembus ruang pribadi pemirsa. Lantas dimana eksistensi musisi rock tanah air? Apakah musik rock tanah air telah gagal mentuanrumahkan karya mareka di rumahnya sendiri?
Eksisitensi musik rock tanah air memang telah berada pada titik nadirnya. Kehadiran kelompok musik rock tanah air saat ini memang belum mampu mengangkat harkat da martabat musik tanah rock karya sendiri. Bila dikomparasikan dengan kejayaan musik rock era 70-an yang sedang mengalamai pencarian jati diri. Era kini musik rock memang belum mampu merajai panggung rock tanah air.
Kalau era 70-an musik rock mengalami fase pencarian jati diri untuk menjadikan diriya lepas dari bayangan kelompok rock barat, maka pada era 80-an, musik rock tanah air harus diakui telah menemukan jatidirinya. Karya-karya besar grup cadas Godbless, Rollies, Aka, hingga Boemerang dan Slank telah mampu menemukan jatidirinya. Penikmat musik rock tanah air telah amnesia dengan karya musisi rock barat.
Tak heran pada era itu, musisi rock tanah air merajai pentas dan panggung musik rock tanah air. Wajah dan aksi mareka dapat kita saksikan di media televisi dan radio. Kompetitor mareka pun bukan lagi lagu rock karya musisi barat, namun lagu-lagu mellow karya anak bangsa sendiri seperti Rinto harahap, Pance hingga Obbie Messakh. Festival musik rock pun ramai digelar dan dikompetisikan. Lahirkan kelompok cadas Grass Rock, Power Metal Hingga Kaisar dari kota Solo.
Pada sisi lain solois wanita pun lahir darirahim demamnya musik rock tanah air. Nicky Astria dan Mel Shandy makin menguatkan eksistensi kejayaan musik rock tanah air. Puluhan kaset musik rock diluncurkan beriringan dengan puluhan lagu-lagu mellow yang diproduksi Jk Record.
Keabadian lagu-lagu cadas milik musisi rock tanah air hingga kini pun masih tetap abadi dan selalu rindu untuk didengarkan. Huma Diatas Bukit, Rumah Kita (GodBless), Peterson (GrassRock), Kau yang ku Sayang (The Rollies), Jarum Neraka (Nicky Astria) hingga Hilangnya Seorang Gadis dari Rhapsodia masih tetap abadi ditelinga warga bangsa.
Dan ketika lagu-lagu karya anak bangsa itu diperdengarkan kembali lewat kontestan Indoensian Idol tentunya reinkarnasi musik rock tanah air akan kembali menemukan jati dirinya dalam ruang pribadi warga bangsa.
Dan entah bagaimana jadinya rasa cadasnya Virzha dan kawan-kawan ketika lagu-lagu abadi dari musisi rock tanah air mareka kumandang lewat vokal mareka. Apapun yang terjadi di panggung Indoensia Idol. rock tanah air takkan pernah mati walaupun musik cadas belum mampu menjadi tuan rumah di negeri ini. Oh..yeeee.(Rusmin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H