Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok, Gubernur Istimewa Jakarta

21 November 2014   03:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat datang Pak Basuki Purnama yang akrab dipanggil Ahok sebagai Gubernur  Istimewa DKI Jakarta. Istimewa karena Ahok adalah Gubernur kedua dingeri ini yang dilantik oleh seorang kepala negara/kepala pemerintahan yang bernama Presiden. Istimewa karena Ahok adalah Gubernur kedua setelah Ali sadikin yang dilantik diIstana negara.

Kelahiran Ahok sebagai pucuk pimpinan daerah Jakarta makin terasa istimewa karena penolakan terhadap pelantikan dirinya sangat kentara. Bukan hanya dari kalangan masyarakat,namun penolakan datang pula dari para wakil rakyat DKI jakarta. Tapi penolakan itu tak menyurutkan langkah pemerintah dalam hal ini Mendagri untuk tetap mensyahkan dan tetap melantik Ahok sebagai Gubernur DKI dengan berbekal Perpu NO 1 tahun 2014 pasal 203. Sungguh sangat istimewa bagi seorang mantan Anggota DPRD Beltim dan mantan Bupati Beltim ini serta mantan Anggota DPR RI ini.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah prestasi Ahok sebagai Gubernur hingga 2017 akan sangat istimewa dihati rakyat betawi yang telah memilihnya bersama Jokowi 2 tahun lalu?

Pertanyaan ini memang harus dijawab Ahok dengan kerja, kerja, dan kerja sebagaimana amanat mantan bosnya Jokowi yang kini menjadi Presiden. Setidaknya ungkapan dari Adik Ahok Basuri bahwa dirinya belum mengucapkan selamat untuk Ahok karena prestasi kerja Ahok baru bisa dilihat pada tahun 2017. Dan ini senada dengan Ibunda Ahok yang menyatakan tidak bangga dengan jabatan Ahok sebagai Gubernur DKI karena jakarta masih macet, masih banjir dan masih banyak perkampungan kumuh.

Ahok harus memproduk kerja istimewa sebagai Gubernur DKI jakarta untuk warisan kepada masyarakat sebagaimana warisan pembangunan yang ditinggalkan Ali Sadikin. Tanpa adanya warisan prestasi selama memimpin DKI, maka Ahok akan distigma sebagai pemimpin gagal. Dan karier Ahok pun akan habis. Ini Jakarta, Ko. Bukan Belitung Timur dan Bangka Belitung.

Dan untuk memproduk prestasi istimewa Ahok tentunya bukan hanya harus kerja keras menata dan mengelola DKI dengan ikhlas dan jujur, namun dibantu kaum cerdik pandai dan bangsawan pikiran bangsa yang siap kerja mati-matian untuk rakyat Jakrata dengan bekal dan bantalan prinsip kerjanya iklas, jujur dan siap dipecat kalau gagal.

Kompleksitas persoalan yang begitu mengkristal di Ibukota negara itu tentunya akan memerlukan birokrat yang siap berjuang dan bekerja untuk rakyat. Apalagi banjir, macet dan pemukiman kumuh adalah tantangan bagi Ahok dan jajarannya hingga 2017 nanti.

Pertanyaan istimewa kita untuk Ahok adalah mampukah Ahok menyelesaikan benang kusut persoalan yang sedang sangat akut membelit tubuh DKI Jakarta itu sehingga Jakarta akan menjadi daerah yang mampu memartabatkan dan memanusiawikan penghuninya? Tampaknya prestasi istimewa Ahok akan ditunggu rakyat Jakarta sebagaimana istimewanya Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ko Ahok, rakyat Jakarta menunggu prestasi istimewamu. Salam...(Rusmin)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun