Anak-anak hari ini merupakan pemuda yang kelak akan berkontribusi besar bagi peradaban kedepannya. Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar pembahasan mengenai bonus demografi. Apakah pengertian bonus demografi itu?Â
Menurut United Nations Population Fund, Bonus Demografi adalah potensi pertumbuhan ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi usia kerja (15-65 Tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja (0-14 Tahun dan > 65 Tahun).Â
Dari definisi tersebut, maka tampak jelas pemuda harinini menjadi salah satu penentu, apakah bonus demografi yang didapatkan nanti akan dapat dimanfaatkan atau justru sebaliknya.Â
Lantas, bagaimana kabar kondisi pemuda hari ini? Kondisi pemuda hari ini terutama pada usia produktif cukup memprihatinkan. Berdasarkan data dari BKKBN, pada remaja usia 16-17 tahun ada sebanyak 60 persen remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum nikah, usia 14-15 tahun ada sebanyak 20 persen, dan pada usia 19-20 sebanyak 20 persen.Â
Pemuda yang akan berkontribusi bagi sebuah peradaban, tentunya tidak hanya dari pemuda di Indonesia, namun juga pemuda di seluruh dunia. Bagaimana kondisi pemuda di beberapa Negara?Â
Di beberapa Negara cukup marak mengenai kebebasan seksual. Terdapat 10 negara dengan budaya seks bebas tertinggi di dunia yaitu Denmark, Thailand, Jerman, Prancis, Italia, Inggris, Belgia, Finlandia dan Spanyol.
 Dari data yang dipaparkan tersebut, tentu tidak melupakan bagaimana pemuda hari ini yang telah menorehkan prestasi serta yang dapat menyebarkan kebermanfaatan. Mereka yang dapat memanfaatkan masa muda mereka dengan hal-hal positif. Pemuda seperti inilah yang diperlukan bagi sebuah peradaban yang cemerlang. Pemuda yang akan berkontribusi positif bagi sebuah peradaban.
Mencetak pemuda yang akan berkontribusi positif bagi sebuah peradaban, maka diperlukan pendidikan dasar yang dimulai dari orangtua. Lalu, bagaimanakah pendidikan dasar bagi anak di dalam islam sehingga anak ketika tumbuh besar. Anak tersebut dapat menorehkan kontribusi positif bagi sebuah peradaban?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H