Mohon tunggu...
Mimbar Jurnalis
Mimbar Jurnalis Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan Muda

Ahmad Romdoni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

GPMI Mengubah Garis Perjuangan dari Aksi Demontrasi ke Bantuan Sembako ?

28 Februari 2022   13:03 Diperbarui: 28 Februari 2022   13:07 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI)yang lahir di Jakarta pada tanggal 1 Ramadhan 1442 Hijriah atau bertepatan dengan 27 Nopember 2000 Miladiah, mempunyai tujuan yang bernilai luhur yaitu mewujudkan nilai nilai ajaran Islam yang berdasarkan kepada Alquran dan Al Hadits dalam kehidupan pribadi. keluarga, masyarakat, bangsa dan negara melalui aktivitas dan gerakan amar ma'ruf nahi munkar dengan seantiasa menjalin hubungan silaturrahin dan yali persaudaraan muslim (Ukhuwah Islamiyah

H. Ahmad Sumargono Ketua Umum PB GPMI pada saat itu yang mempunyai pemikiran supaya umat Islam harus berperan aktif dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan nilai nilai luhur ajaran Islam, Islam harus menjadi landasan utama dalam melakukan semua aktifitasnya

Dalam mewujudkan cita citanya GPMI sebagai suatu organisasi yang baru pada saat itu, mempunyai strategi konsolidasi dan revitalisasi organisasi, pembinaan ukhuwah Islamiyah dengan penghormatan terhadap pluralitas bangsa, membangun jaringan dakwah mempelopori penyatuan perjuangan aspirasi politik dan kepentingan ummat.

Dalam melakukan kegiatan pembelaan unyuk kepentingan umat terhadap kedzaliman yang menimpa umat Islam baik di Indonesia maupun di luar negeri, GPMI pada saat itu sering melakukan aksi demontrasi di jalanan, tercatat beberapa kali GPMI melakukan aksi turun ke jalan guna menyampaikan aspirasi, seperti akasi demontrasi ke kedubes Amerika Serikat tentang Palestina dan Afganistan, aksi demo ke DPR dalam rangka pemberlakuan syariat Islam, Demo anti Komunis dan aksi aksi lainnya yang membela kepentingan Islam. Saat itu GPMI dikenal luas dengan Aksi Demontrasinya.

Seiring berjalannya waktu dibawah komando KH. Aslih Ridwan yang saat ini telah brpulang ke rahmatullaoh, semoga Allah menerima segala amal kebaikannya, GPMI terus melanjutkan cita citanya dalam mengemban amanah AD ART GPMI, yang akhirnya lahirlah Pengurus Wilayah GPMI DKI Jakarta periode 2019-2023 yang menempatkan H. Syarief Hidayatulloh menjadi Ketua . Syarief  adalah mantan politisi yang sudah dikenal di Jakarta.

Di tangan Syarief inilah GPMI mulai dikenal lagi oleh masyarakat setelah tidur panjangnya dari kegiatan kemasyarakatan dan organisasi. Diawali dengan kegiatan di lingkungan DKI Jakarta, seperti mengundang tokoh nasional dan akademisi, seperti Roky Gerung di Pasar Kenari 2 tahun kepemimpinan Anies Baswedan.

Dan beberapa kali GPMI DKI jakarta mengundang Gubernur , Sekda dan Walikota serta Kepala Dinas DKI jakarta untuk berkolaborasi dalm kegiatan kegiatannya, hampir semua Pengurus Daerah, turun menjalankan kegiatan yang di motori oleh Syarief Hidayatulloh. hasilnya GPMI mulai diperhitungkan di Jakarta oleh organisasi lainnya.

Masa Pandemi Covid 19 tidak membuat kegiatan GPMI DKI Jakarta terhenti, bahkan terlihat lebih sibuk, selama 2 tahun lebih GPMI melaksanakan bakti sosial dengan menebar sembako untuk Rakyat Jakarta yang terdampak ekonominya karena Covid 19, ratusan paket sembako diberikan oleh GPMI secara gratis , masyarakat senang dengan kehadiran GPMI.

Kini H. Syarief Hidayatulloh resmi menjadi Ketua Umum PB GPMI , apakah perjuangan GPMI akan berubah sesuai dengan judul di atas, hanya Pengurus Besar GPMI dan Ketum yang bisa menjawab, bagi kita masyarakat Indonesia keduanya penting, semoga tulisan ini dapat menambah wawasan para pembaca yang budiman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun