Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terjawab

2 Mei 2017   05:48 Diperbarui: 2 Mei 2017   07:33 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kerumunan gelap sedang menatap.  Ada pesan dari bulan yang sedang terlelap;  Tidurlah!  Aku lupa membawa kekuatan dari matahari.  Besok saja kalau kau mau melihat aku masih ada. Aku khusus akan menyapamu.  Dengan lingkaran pinggangku yang mulai membesar.  Dan aku bukan lagi sabit kurus yang lupa diasah.

Aku mengerjap.  Bulan itu salah sangka.  Padahal aku hanya ingin bertanya sedikit saja.  Kapan Ramadhan tiba.  Tak apa, aku tunggu besok saja jawabnya.

Malam berikutnya gelap tak mau lagi menatap.  Tidak juga ada pesan dari bulan.  Lalu aku harus bertanya pada siapa.  Ah sudahlah, aku tuntun saja mataku menghadap langit.  Rupanya ada satu bintang sedang berjengit.  Dia mengirimkan tulisan;  Ramadhan akan tiba pada waktunya.  Bersabarlah saja.  Persiapkan dirimu sebaiknya baiknya.  Kalau ada setan dalam dirimu, dari sekarang kau ikat saja.

Bogor, 1 Mei 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun