Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sendirian

12 Juni 2017   18:07 Diperbarui: 12 Juni 2017   18:11 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Panasilah aku ujarnya memelas

Aku tinggal sendirian

Kawan kawanku sudah melebur semua jatuh ke bumi

Aku tertinggal karena terlalu tekun berbincang dengan angin tenggara

Biarkan aku menguapkan tubuhku

Di sini terlalu sunyi

Aku tidak akan sanggup bertahan

Hingga kawan kawanku kelak akhirnya berdatangan

;Isak tertahan sepotong awan sendirian di pojokan langit yang tuntas dengan warna biru.  Dengan seekor elang sedang berusaha meraihnya dalam genggaman.

Jakarta, 12 Juni 2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun