Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Mimpi yang Terkalahkan

14 Juni 2017   19:58 Diperbarui: 14 Juni 2017   20:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyisihkan sekelumit kisah yang diceritakan oleh sepasang terompah usang.  Bagaimana perjalanannya banyak digunakan untuk mencari mimpi. 

Mimpi yang ditumbuhkan oleh hujan.  Berdaun dan berbunga di trotoar jalanan.  Menjejak lantai kotor bus kota dan gerbong gerbong kereta. Menjejalkan diri dalam sesaknya rongga dada ibukota.  Ikut terbatuk jika nafas kota tersedak.  Ikut tertawa ketika humor kota meledak ledak.

Mimpi itu terus mengalir di danau dan gorong gorong.  Berdesakan menuju pintu air yang mampat karena cuaca sedang berat.  Terlepas dengan lugas waktu banjir mimpi yang lain mendorong dari belakang.  Tersadar berada di halaman pagar sebuah istana.  Hanya sekedar untuk mengaguminya.  Lalu terloncat ke tempat lain setelah tertendang secara tidak sengaja oleh angin yang berlagak pongah menguasai masa.

Membuka kotak tua berisi semir sepatu.  Mimpi itu tersudut di terminal kusut.  Memandangi setiap ujung sepatu yang mulai berkerak.  Namun tetap tak peduli dan terus bergerak.  Meninggalkannya penuh harap dalam kedipan mata sembab.  Menjalani berbuka dengan segelas kecil air mineral.  Diberikan oleh mimpi lain yang baik hati.

Mimpi ini adalah mimpi yang terkalahkan. Oleh kerumunan waktu yang tak mau tahu.

Jakarta, 14 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun