Senyap sedang merambat di udara yang mampat
Ini rindu berpetualang menekuni jalannya yang berliku
Menuju sesuatu yang terperosok di antara batu batu
Yaitu namamu yang ditulis dengan lafal-lafal rindu
Lelap berujar-ujar tentang makna sebuah keindahan
Yaitu ketika bulan lewat, bertabik lalu ikut berdzikir
Bersama manusia manusia yang menggenggam tasbih seperti makanan
Bukan sebagai pusaka manik batu manikam
Saat terbangun sepi sudah pergi
Diusir oleh suara dengkurmu yang selalu melewati sepertiga malam baru datang
Selalu begitu, sampai sampai tiga perempat malamnya bergumam
Kau adalah sesungguh-sungguhnya kekasih malam
Bogor, 4 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H