Kataku kepada, serombongan burung pipit yang sedang berpesta;
Bisakah kalian sisakan aku, beberapa bulir padi sore nanti, untuk berbukaku hari ini?
Kataku kepada, segerombolan ikan piranha, yang sedang mengejar arapaima terluka;
Bisakah kalian tidak biarkan darah bertumpah hanya untuk hari ini saja? Aku yakin kalian tidak akan mati hanya karena sehari berpuasa.
Kataku kepada, sekumpulan bunga di taman, yang sedang berlomba memamerkan wangi;
Apakah boleh, aku kumpulkan wangi kalian, dalam satu wadah besar? Aku akan menghadiahkannya pada orang orang yang kesepian.
Kataku kepada, sekawanan singa di savana, yang sedang memburu seekor kijang muda;
Bisakah kau ganti mangsamu, dengan yang lebih renta? Tentu kau tak mau lumbung panganmu, hanya bersisa esok hari.
Kataku kepada, tubuh tubuh kecil gerimis, yang sudah mengirim petir sebagai pertanda, bahwa lebat akan tiba;
Apakah bisa, jika lebatmu datang tanpa badai? Aku ingin semua menatap langit, sore nanti, dengan mata mata bercahaya.
Kataku kepada, matahari yang berusaha selembutnya, menatap bumi, dengan matanya yang perkasa;
Apakah mungkin, jika kau tetap berkuasa, namun awan mendung kau ajak serta? Aku ingin anak anak kecil, yang sedang belajar berpuasa, tidak mengecapkan lidahnya, pada kilauan air air yang sedang berdansa.
Kataku kepada, waktu yang terus menggulung usia, yang sedang menatapku, lalu menatapnya;
Bolehkah aku, memahat batu nisanku dan batu nisannya, bersama sama karena sumpah cinta? Aku ingin berkisah pada masa sesudahku, bahwa bertaut cinta itu, bukanlah hikayat sia sia, atau hanya mitos belaka.
Bogor, 3 Juni 2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI