Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namanya Chandra

21 Mei 2017   10:27 Diperbarui: 21 Mei 2017   10:49 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salim menendang batu kerikil di depannya sekuatnya.  Kesal! Sebal! Ujian hari terakhir ini sangat menyebalkan.  Dia sudah belajar semalaman berlatih soal yang katanya ‘bocoran’, ternyata yang keluar di ujian bukan itu. Huh!

Ini semua gara gara Wanda.  Cewek itu membuat hidupnya berantakan.  Belum pernah seumur umur dia tidak bisa mengerjakan soal ujian.  Dia sama sekali tidak mempunyai kesempatan belajar sejak kenal cewek itu.  Hidupnya seperti berubah menjadi tempayan.  Berfungsi sebagai wadah barang apa saja tanpa bisa protes atau menolak.  Dia sedang jatuh cinta.  Wanda memuntir muntir hati dan kesehariannya dengan hal hal indah yang tak dia duga.

----

Cewek itu mengejarnya.  Bertubi tubi.  Lewat medsos, email, telepon, bahkan surat pos!  Gila, Salim kadang kadang tak habis pikir.  Awalnya dia pikir ini cewek adalah cewek panggilan. Tahu dia adalah anak seorang pengusaha kaya raya.  Sekolah di sekolah internasional.  Tampang tampan menawan.  Populer.  Cewek ini pasti mengejarnya untuk memorotinya. 

Tapi lama kelamaan Salim menyadari, cewek itu malah yang sering mengiriminya hadiah mahal mahal.  Mengirimkan puisi puisi romantis.  Berkata lembut dan mendayu dayu di telepon.  Salim terjatuh tidak lama kemudian.  Di kedalaman ngarai pemujaan.

----

Salim lahir dan besar di keluarga yang sangat mapan.  Ayahnya, Chandra, dihormati karena kekayaan dan kedermawanannya.  Ibunya, Amara, adalah seorang sosialita yang charming. Dia dan kedua adiknya tumbuh dalam kenyamanan.  Menjadi juara hampir dalam segala hal. Keluarga ideal.

Ada satu hal yang selalu menjadi pertanyaan Salim.  Dia tahu persis seperti apa keluarga besarnya dari pihak mama.  Tapi sama sekali nol untuk pengetahuan tentang keluarga papanya.  Mamanya berasal dari keluarga menak,terpandang dan kaya tujuh turunan.

Papanya adalah misteri.  Entah berasal darimana.  Keluarganya siapa.  Tidak diketahui dan tidak pernah diceritakan.  Salim hanya pernah mendengar mamanya berkisah, papanya bekerja di perusahaan kakeknya.  Pekerja keras yang jujur dan pintar.  Menjatuhkan hati mamanya.  Menjatuhkan hati kakeknya.  Lantas berkarier pesat dan menggantikan kakeknya sebagai direktur utama setahun setelah menikahinya mamanya.

----

Wanda mengajaknya bertemu di suatu cafe setelah hari ujian yang menjengkelkan itu.  Salim menurut saja.  Setidaknya dia bisa bilang ke Wanda agar mengurangi intensitas pertemuan dan komunikasi mereka yang jika dikalkulasi bisa menghabiskan 15 jam dari 24 jam yang tersedia setiap harinya.  Dia tidak mau prestasinya melorot.  Papanya selalu berpesan ingin anak anaknya menjalani hidup dengan mulus.  Tidak seperti dirinya.  Pesan yang membuat Salim semakin penasaran.  Apakah hidup papanya di waktu muda penuh guncangan dan sandungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun