Setiap kali. Ada kecelakaan yang terjadi di daerah ini. Selalu saja tidak jauh dari tikungan ini. menurut catatan kepolisian, 18 kali terjadi kecelakaan tahun ini, 15 di antaranya terjadi di sekitaran tikungan ketiga. Begitu orang orang di sini selalu menyebutnya. Entah dengan alasan apa. Karena sebelum ke arah sini, jalanan lurus saja. Ke arah sana, sama saja. Tidak ada tikungan sebelum dan sesudahnya.
Aiptu Dinda baru saja ditempatkan di daerah ini. Polisi wanita yang masih lajang ini menatap grafik di whiteboard di depannya. Sungguh menarik! Tapi mengandung misteri, pikir Aiptu Dinda masih dengan kerut tipis di alisnya.
------
Arsan menepikan motornya di jalan. Dia melihat ada sesuatu yang ganjil tak seberapa jauh di depan. Kerumunan orang orang. Mengerubungi sesuatu. Suara bisik bisik mereka terbawa angin ke tempatnya berdiri.
“terjadi lagi..”
“padahal anaknya sudah 3 yang mati...”
“iya. Ini yang ke-4..”
Arsan mengusap usap kedua matanya. Ya Tuhan! Kecelakaan. Dilihatnya sesosok tubuh dibopong ke pinggir lalu dibaringkan. Arsan tidak berani mendekat. Dia selalu trauma melihat darah.
------
Aiptu Dinda membelalakkan mata indahnya. Pemuda tinggi kurus di depannya ini melaporkan lagi kejadian kecelakaan di tikungan ketiga. Padahal yang kemarin saja belum terusut tuntas bagaimana penyebab kecelakaan truck terperosok ke parit lalu terbalik dan menewaskan sopir dan keneknya.
Arsan tergagap-gagap melaporkan kejadian yang dilihatnya baru saja. Sebagian karena panik, sebagian karena gugup pada sorot mata polwan cantik di depannya ini. Agak heran juga kenapa kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal itu belum terdengar sampai kantor polisi sini. Padahal lokasinya sangat dekat.