Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ingin Memungut Sesal yang Terbuang di Dermaga

29 Mei 2017   21:12 Diperbarui: 29 Mei 2017   21:29 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menunggu berbuka di tepi pantai terbuka.  Sambil memindahkan haus kepada air laut.  Melemparkan lapar pada sekumpulan camar.  Menyaksikan hilir mudik kecomang belang belang yang terseduh tumpahan minyak kapal.

Beginilah jika sedang kesepian.  Bahkan suara jerit lirih rumput laut yang terdampar, serasa ledakan di telinga.  Bahkan tiang tiang tua dermaga lama, ditabrak lembut oleh buih gelombang pekat, serasa Hiroshima sedang mendekat.

Beginilah jika sedang dihancurkan penyesalan.  Seperti sebatang papan lapuk yang terjatuh, karena kaki kecil sedang berlarian mengejar ikan terbang.  Lalu tercebur ke air.  Terbawa gelombang hingga pulau tak bertuan.  Menunggu saat saat air asin. Menggaraminya lagi dengan cinta.

Batam, 29 Mei 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun