Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Burung-burung Nazar, Burung-burung Elang

30 April 2017   17:55 Diperbarui: 30 April 2017   20:14 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melapisi udara dengan paruh paruh tajam yang licik.  Mengincar bangkai yang ditinggalkan singa kekenyangan.  Tidak lelah jika hanya berputar putar di separuh savana.  Menunggu saatnya terjun menyayat mangsa mati.

Coba bandingkan dengan pemangsa udara sejati.  Simbol dari ikat kepala Geronimo.  Memangsa dengan kecepatan.  Memburu dengan kecermatan.  Bisa saja sayapnya sobek diterkam ranting tajam.  Ketika menyerbu lemur yang bersembunyi di balik dahan.

Burung Nazar dan Burung Elang.  Penguasa angkasa yang menciptakan rima tentang pemburu langit.

Kelicikan dengan kegagahan. Ketamakan dengan kesederhanaan. Kegeraman dengan kegarangan.

Tanpa wasit yang memihak. Mereka tetaplah para perkasa yang menguasai udara.

Bogor, 30 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun