Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berburu Rindu

11 April 2017   22:14 Diperbarui: 11 April 2017   22:19 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berburu di kegelapan malam. Di antara tajam duri rotan dan suluran akar yang bisa menyesatkan jalan. Mencari setitik rindumu yang kau sembunyikan. Begitu rapat sampai tetesan embun teredup pun tak mampu mencapainya. Hampir aku terhumbalang karena derasnya tajuk menutupi. Membantumu dengan rela hati sembunyikan semakin dalam. Sejenak aku hentikan perburuan. Letih aku, terlebih lagi semua seolah melindungimu.

Tapi putus asa tak ada dalam kitab hatiku.

Aku coba lagi berburu di gaduhnya siang. Di antara rimbunnya gedung dan dermaga tua yang hampir roboh terjengkang. Mencari setitik rindumu yang lagi lagi kausembunyikan. Begitu transparan hingga sama sekali tak mudah untuk dipetakan.Bukan hampir lagi aku terpelanting di sela sela selokan. Gelagapan meraih pegangan pada besi dan papan yang berserakan. Kemudian berdiri dan mematung dalam keterpakuan. Tetap saja tak bisa ditemukan.

Tapi berhenti bukanlah pelajaran yang aku warisi dari mimpi.

Aku akan tetap terus mencari. Sampai kata rindu tak pernah terpakai lagi dibumi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun