Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Tak Ingat Sama Sekali

28 April 2017   21:57 Diperbarui: 28 April 2017   23:54 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana siang dulu mencaci.  Ketika kau terpeselet menyanyikan lagu, tentang danau yang sedang jatuh sakit.  Aku tahu, kau bahkan sempat berkalimat takzim;“Rindumu adalah kunang kunang dalam hatiku”.

Waktu jalan setapak bermain main. Menyesatkan kita mencapai tangga langit.  Aku berkalimat padamu; “Untunglah aku bersamamu.  Bisa bisa aku tersasar mencari mana awan yang tidak bercadar.”

Cintamu tak pernah terlambat.  Pendulum waktu lah yang menyamunnya dari kita.  Bahagia itu sederhana.  Yaitu saat kau menatapku dan lupa membuang muka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun