Air mata yang tak semestinya ditumpahkan. Â Simpan hingga kelak ada kesakitan tak tertanggungkan. Anak-anak malam yang berkeliaran tanpa orang tua yang menjaga. Sedang tertidur di hulu mimpi yang belum jadi.
Air mata yang mestinya ditumpahkan. Â Bagi peperangan tak habis-habis. Â Anak-anak manusia yang dipasung setan bernama kepentingan. Â Sedang bayi-bayinya menangis tak henti karena dentuman mesiu. Â Bukan karena kehabisan air susu.
Air mata yang seharusnya dihibahkan. Â Untuk daun-daun yang terpaksa mengering muda. Â Karena induk pohonnya terjerembab mencium tanah. Sebab hati dan jiwa dimantrai serakah.
Bogor, 17 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H