Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjadi Kata-kata

21 Oktober 2020   06:49 Diperbarui: 21 Oktober 2020   07:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku ingin, menjadi kata-kata yang dilahirkan dari rahim malam. Sebagai janin frasa yang menjerit-jerit. Dengan suara yang sanggup membelah pekatnya sepi. Sehingga aku bisa mempercayai, bahwa dunia ini belum mati.

Aku ingin, menjadi kata-kata yang meluncuri bibir langit. Ketika hujan sedang merindukan mendung kelam. Danjuga kehilangan separuh hati yang lebam. Aku adalah jahanam. Menuliskan syair-syair gelap dan hitam.  

Aku ingin, menjadi kata-kata yang membelah kerumunan kota. Dalam riuh gaduh yang bersetubuh dengan asap dan pikiran gagap. Aku adalah kereta dan bus kota pada tengah malam buta. Membawa banyak keberangkatan namun menunda banyak kepulangan.

Aku ingin, menjadi kata-kata semanis wajah matahari. Di sebuah pagi yang sibuk menyudahi mimpi buruk. Dari seorang bayi yang mencari payudara ibunya. Saat sang Ibu sudah menyusuri gang-gang sempit. Mencari potongan-potongan kardus dan berita baik. Untuk membeli nasib dan menjual rasa letih. Di negeri yang benar-benar sedang kehabisan getih.

Bogor, 21 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun