Siapa yang telah lupa bagaimana cara menyalakan purnama? Apakah itu di langit yang kesepian, maupun di hati yang sedang diajari kembali cara-cara merindukan. Apalagi ketika awan dan kabut turun bersamaan. Mengikuti segenap jejak aliran hujan.
Siapapun itu. Simpan masa lalumu! Karena dari setiap labirin kenangan yang rumit, akan mudah sekali membesarkan janin pahit.
Pada sebuah senja yang kehabisan warna jingga, inilah saatnya kau mewarnainya dengan tangga nada. Agar segala rasa remuk redam, mengubah dirinya menjadi bara yang padam. Ke dalam lagu-lagu yang sering dinyanyikan anak gembala. Di puncak keindahan savana.
Apapun itu. Gambar masa lalumu! Di semua jendela dan pintu. Agar tak lagi menghuni benak. Lalu tumbuh menjadi onak.
Sesederhana itu saja. Seperti ketika kita merindukan purnama. Kemudian menemukannya di tengah malam buta.
Bogor, 30 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H