Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rama-rama dan Gerimis Cahaya

7 September 2020   23:10 Diperbarui: 7 September 2020   23:13 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesungguhnya, aku ingin merangkai senja di beranda. Namun angin enggan bergerak. Membuat langit seperti halaman-halaman buku yang terserak.

Petang menjelang. Aku mengurai teka-teki paling rumit yang disusun waktu senggang. Terdiri dari perjalanan epik rama-rama dan kunang-kunang.

Sinar lampu. Adalah relief bisu bagaimana rama-rama mencari jejak masa lalu. Dulu, ketika nenek moyang mereka memutuskan untuk menghindari segenap rahasia. Dengan cara berkerumun di pendar cahaya.

Kunang-kunang. Para pejalan malam yang menyukai kegelapan. Pada setiap pekatnya yang menjatuhi malam, kunang-kunang adalah titik pelita yang menyala. Menjadikan tubuh mereka gerimis cahaya.

Bogor, 7 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun