Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Seorang Perempuan, Percikan Hujan, dan Aroma Masa Silam

27 Agustus 2020   21:49 Diperbarui: 30 Agustus 2020   21:24 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan dalam potret monokrom| Sumber: Paul Kerby Genil/Pexels.com

Aku sedang menyusun limpasan hujan, bagi seorang perempuan yang tengah mengumpulkan situs-situs airmata peninggalan masa silam. Banyak relief yang ditemukan. Dalam bentuk huruf arkeolog dan kenangan yang monolog. Nyaris semua berantakan.

Perempuan itu mulai berdansa. Mengiringi musik yang dipadukan oleh sepercik hujan dan sepotong sandyakala. Di sebuah panorama cuaca. Pada hati yang kekeringan dan jiwa yang ditenggelamkan. Oleh seperangkat kesunyian. Dan juga oleh musim yang sengaja didinginkan.

Perempuan yang maskaranya ditebalkan bayangan rembulan itu, mengaduh kelu. Sebersit kenangan menyeretnya dalam bisu. Yaitu ketika gelombang kecil lautan di pantai yang saling bertautan, menghempas bibir pesisir. Dalam irama teratur jejak perjalanan takdir.

Aku mengubah susunan masa silam. Ke dalam bentuknya yang paling kelam. Agar perempuan itu kembali terbangkitkan dan kemudian menerbitkan harapan demi harapan. Dan bukannya kericuhan demi kericuhan yang membuat benaknya dirajam habis-habisan. Oleh ujung tajam kenangan, maupun tubuh tumpul masa silam yang mati tapi lupa dimakamkan.

Tj. Batu, 26 Agustus 2020  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun