Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bejana Kata

27 Juli 2020   21:47 Diperbarui: 27 Juli 2020   21:41 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang lelaki, terlahir dari bejana kata
mendidih di dalamnya, seperti lava
tumbuh dan dibesarkan, oleh percakapan jalanan
berjuang melakukan pencarian
majas-majas tak bertuan
di sela-sela, lintang pukang peradaban

Lelaki itu, adalah jahanam
karena berani bersumpah
atas nama kelam
untuk terus mencuri rembulan
dari peraduan malam
lalu meletakkannya, di meja baca
untuk menerangi, buku-buku yang belum sempat dibuka
halaman terakhirnya

Lelaki itu, adalah kerusuhan
sebab berani berbincang
tentang keramaian
yang kehabisan percakapan
lalu berdiam
menyaksikan matahari tenggelam
dan lupa
berucap salam

Lelaki itu, bukan aku
karena aku masih punya rindu
sedangkan dia
adalah sepasang mata
yang kehilangan tanda baca

Lelaki itu, tentu saja aku
sebab aku, tak lagi menyamak bunga sepatu
sebagai pertanda, bersekutu dengan waktu
sedangkan dia
adalah sepasang mata
yang menemukan cinta
lalu bergegas memburunya

Bogor, 27 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun