Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjadi Buku

21 Juli 2020   06:56 Diperbarui: 21 Juli 2020   06:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi buku yang sempat kau baca di pagi hari ketika hening mulai mentertawakan dirinya sendiri, adalah kebahagiaan tersendiri bagiku yang ingin selalu mencoba menuliskan halaman-halaman yang tak mudah dilupa.

Aku lalu menjadi masa lalu yang masuk sangat dalam ke tubuh pikiranmu. Aku menjadi kata yang seringkali disebut orang sebagai kenangan. Aku menyukainya karena kau lalu berulang-ulang menyeretku di kedalaman alam lamunan.

Saat matahari mulai menghangatkan kuku, aku kau jadikan pasal-pasal yang terus kau rekam hingga tibanya malam. Untuk kemudian kau ingat-ingat kembali saat separuh bumi mulai terbenam.

Kita berbincang di bawah terik cahaya rembulan yang sebentar lagi padam. Kau bicara tentang banyaknya kemungkinan. Sedangkan aku lebih memilih diam.

Kita akhirnya sama-sama menjadi buku. Berjajar di rak-rak almari yang dibekukan waktu.

Menunggu.

Jakarta, 21 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun