Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum Sesi Recovery-Bab 27

20 Juli 2020   05:54 Diperbarui: 20 Juli 2020   05:56 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab 26

Chur, 46 51 0 N, 9 32 0 E
Benteng Alamo

Pintu gerbang yang besar dan berat terbuka. Akiko melewati gerbang dengan sedikit bertanya-tanya. Semenjak tadi dia tidak menyaksikan 1 orangpun semenjak mendaki dari bawah meskipun jelas sekali kamera dan bunker pertahanan ada di setiap tikungan jalan. Di gerbang yang baru saja dilewati juga nampak sebuah bunker di kanan kiri dengan moncong M2 Browning yang berotasi mengikuti pergerakan mobil.

Orang-orangnya pasti tersamarkan dengan sempurna!

Akiko menghentikan mobilnya. Mereka saat ini berada di sebuah pelataran yang sangat luas di depan sebuah rumah. Bukan, ini bukan rumah. Tapi sebuah istana yang besar dan megah di lereng Alpen. Istana itu seperti disangga oleh bebatuan raksasa Alpen di punggungnya. Di kanan dan depannya adalah jurang terjal dengan kemiringan nyaris 90 derajat. Sedangkan jalanan berada di sebelah kiri.

Anehnya, tidak ada satu manusiapun yang nampak di istana sebesar ini. Padahal jelas sekali terlihat semua sudut halaman maupun bangunan sangat terawat. Tidak mungkin semua dikerjakan robot atau android.

Cecilia berdecak kagum begitu turun dari mobil. Lian Xi memandang dengan tatapan takjub. Sementara Andalas tidak menampakkan ekspresi apapun. Luigi mengajak mereka masuk ke dalam rumah yang lebih tepat disebut istana itu.

Cecilia, Akiko, dan Lian Xi semakin terkagum-kagum begitu memasuki rumah besar itu. Perabot yang melengkapi rumah itu sungguh mewah dan antik. Lukisan para maestro pelukis dunia berjajar di dinding putih.

Lukisan Black Death berukuran raksasa yang menyambut mereka pertama kali di ruang tamu. Di sebelah kirinya terlihat lukisan Plague of Justinian dan di sebelah kanannya lukisan yang menggambarkan kengerian akibat pandemi Flu Spanyol.

Andalas mengerutkan keningnya. Meskipun menjadi anak angkat Dokter Adli Aslan sejak kecil namun Andalas jarang sekali berinteraksi dengan ayah angkatnya itu. Dokter Adli Aslan membiayainya sekolah hingga perguruan tinggi lalu kehilangan kontak karena Andalas kemudian terlibat dengan Si Konsultan yang menyelamatkan hidupnya saat terjadi huru hara di Bangkok.

Selama beberapa lama dalam pengasuhan dan perlindungan Si Konsultan karena dirinya diburu habis-habisan oleh Triad setelah tanpa sengaja membunuh salah satu pimpinannya di sebuah keributan pada sebuah cafe di Hongkong, Andalas berubah dari seorang introvert menjadi calon pembunuh bayaran mengikuti jejak Si Konsultan.

Oleh sebab itu intensitas hubungan antara Andalas dan ayah angkatnya sangat minim. Dokter Adli yang terus mencari Andalas setelah menghilang bertahun-tahun benar-benar kaget bukan main ketika mengetahui anak angkatnya itu telah menjelma menjadi hit man dan sangat terkenal di dunia para pembunuh bayaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun