Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum Sesi Recovery-Bab 25

11 Juli 2020   10:22 Diperbarui: 11 Juli 2020   10:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Profesor Mbutu, ini karena sample darah bayi Leopard itu terlalu lemah untuk menghasilkan kimia karbon yang tepat. Dia menduga bayi leopard ini juga merupakan hasil penularan dan bukan suspect 0.

Astaga! Harapan Cecilia kembali melambung tinggi. Sefu! Orang itu harus segera ditemukan!

Aku punya jalan keluarnya! Sampaikan ke Profesor Mbutu, kami akan membawakannya suspect zero saat kami mengunjungi Fasilitas Gobi. Aku hanya perlu bantuanmu untuk menanyakan hal ini kepada Profesor Sato dan Profesor Mbutu; apakah Suspect Zero harus dibawa dalam keadaan hidup? Karena ada juga kemungkinan bahwa dia sudah mati.

Cecilia mondar-mandir di ruang tengah sambil menunggu air mendidih. Dia perlu kopi kental tanpa gula. Segunung rencana nyaris meledak di dalam kepalanya.

Andalas yang telah beberapa saat terjaga karena mendengar bunyi mencurigakan, melirik Cecilia yang berjalan bolak-balik tanpa henti. Meskipun masih mengantuk dan ingin melanjutkan tidur dengan nyaman, apalagi setelah melihat jam dinding baru menunjukkan pukul 3 dinihari, Andalas berniat bangun dan menyapa Cecilia yang terlihat begitu khusuk dengan pikirannya.

Nyaris Andalas terjungkal dari sofa ketika sebuah suara sedikit menjerit di atas telinganya.

”Kenapa Cec? Ada yang mengganggu pikiranmu?” suara tegas dan bening Akiko. Bermaksud menyapa Cecilia sekaligus membangunkan Andalas karena mulut itu begitu dekat dengan telinganya.

”Eh, kalian sudah bangun? Ayo sini! Aku akan menunjukkan kepada kalian apa yang membuatku resah.” Cecilia membuka X-Onenya dan meletakkan di atas meja supaya Akiko dan Andalas bisa membacanya. Dia sendiri buru-buru menyeduh kopi. Dia benar-benar membutuhkan kafein!

Akiko dan Andalas saling pandang begitu selesai membaca rangkaian chat yang menghebohkan itu. Setengah dari misi mereka hampir berhasil!

Cecilia menyodorkan masing-masing segelas kopi kepada Akiko dan Andalas.

”Jadi sebelum pergi ke Fasilitas Gobi, setelah selesai urusan di Jenewa ini, kita harus terbang ke Pointe Noire lalu pergi ke pedalaman Congo Basin mencari dan menemukan Sefu.”

Andalas terperanjat. Kongo? Pikirannya langsung membayangkan 1 skuadron pesawat tempur memburu Gulfstream I-AA sepanjang perjalanan sejauh 30 jam ke Pointe Noire. Ini benar-benar perjalanan maut!

Akiko lain lagi yang berkelebat dalam benaknya. Teringat perkenalan pertama kalinya dengan Andalas setelah kejadian menegangkan di pelabuhan Pointe Noire. Perkenalan pertamanya dengan seorang pembunuh bayaran kelas wahid di dunia yang ditunjuk oleh Dokter Adli Aslan menjadi pengawal mereka. Perkenalan pertamanya dengan orang pertama yang membuatnya jatuh cinta. Astaga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun