Purnama meriak di antara kebisingan kota
perlahan menaiki tangga yang tersusun dari asap, debu, dan masa lalu
lalu berhenti di ceruk dan langkan
tempat orang-orang berjalan
di sela-sela jatuhnya malam
Entah ini purnama ke berapa
yang menjadi milik para serigala
sebelum mereka melepas tetes demi tetes airmata
mengenang hutan, savana, dan tundra
Satu demi satu
seribu demi seribu
melenyap dan melindap
habis-habisan dilahap
oleh percakapan demi percakapan
di meja-meja yang menjamu kedatangan peradaban
Serigalanya menjadi domba
hutannya menjadi savana
savananya menjadi tundra
tundranya menjadi padang gembala
bagi cuaca yang semakin keruh berair muka
menjadikannya pancaroba
selamanya
Jakarta, 2 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H