Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Salam kepada Bunga Kamboja

24 Juni 2020   23:54 Diperbarui: 24 Juni 2020   23:54 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Kesunyian itu, lebih pekat dari gelap
menetap di atap
dan menerima segenap keramaian
yang dibawa hujan
maupun butir-butir kegelapan
yang jatuh
ketika sisa-sisa malam terus meluruh

Aku terjaga
bukan oleh mimpi yang tertunda
atau pelupuk mata
masih ingin menyiangi dunia
namun karena selarik kosakata
menarikku ke beranda

Aku mau menulis sajak-sajak
tentang manisnya burung prenjak
saat bernyanyi
di kerimbunan belantara sunyi
juga ingin merangkai puisi
tentang langit yang patah hati
karena rembulannya dicuri

Aku mau menulis sajak-sajak
tentang perjamuan di ruang-ruang benak
saat membicarakan robohnya masa silam
di penghujung malam yang tenggelam
juga ingin meletakkan separuh puisi
di rak-rak almari
sedangkan separuhnya lagi
memanjat pokok cemara
agar bisa
memberi salam kepada bunga kamboja

Bogor, 24 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun