Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menghadap Waktu

14 Juni 2020   23:03 Diperbarui: 14 Juni 2020   23:53 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam membawa gulitanya
Menghadap waktu
Meletakkan ruang-ruang gelap
Sebagai persembahan bagi orang-orang yang ingin tertidur lelap
Setelah kelelahan
Berjibaku dengan berbagai kolase kehidupan

Pagi membawa ruang terdalam
Dari keyakinan paling diam
Pergi menemui waktu
Lalu meminta burung-burung penyanyi
Untuk menembangkan alangkah damainya sunyi
Tanpa disertai kegaduhan
Ataupun rencana kericuhan

Siang yang terik
Meminta waktu
Untuk bertabik
Kepada wilayah-wilayah paling lengang
Yang kehilangan percakapan orang-orang
Setelah kosakata kehabisan perpustakaan

Senja memberikan sajian termanis
Dari jejak-jejak romantis
Kepada waktu
Kemudian menyatakan saling bersekutu
Memerangi duri-duri
Yang menancapi jantung hati
Akibat pertikaian tak kunjung usai
Dengan badai yang tak pernah selesai

Bogor, 14 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun